Liputan6.com, Jakarta Meski penularan HIV/AIDS melalui napza suntik menurun. Tapi Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi melihat adanya tren peningkatan HIV/AIDS pada laki-laki yang bercinta dengan sesama jenis alias homo biseksual (LSL) dan laki-laki yang berisiko (LSB) atau mereka yang pergi ke tempat pelacuran.
Data Integrated Biological-Behavioral Surveilance (IBBS) 2007 bahkan menuliskan peningkatan risiko HIV pada LSL sebesar 1,9 persen meningkat drastis menjadi 7,4 persen pada 2013. Begitu pula dengan risiko HIV pada waria atau transgender yang pada tahun 2009 hanya sebesar 5,8 persen menjadi 8,2 persen pada 2013.
"LSL atau LSB jelas berisiko. Tapi kenapa mereka nggak mau pakai kondom. Saya pikir itu tantangannya. Kami berusaha mengubah pesan-pesan penularan melalui pendekatan dan memberi contoh untuk mengubah perilaku. Dengan begitu, mereka bukan hanya menjaga kesehatannya tapi juga orang lain," kata Menkes saat temu media di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (5/8/2014).
Advertisement
Mereka yang berisiko ini, kata Menkes, perlu tahu bahwa HIV/AIDS merupakan penyakit yang bisa dicegah dan diobati. Ini seperti penyakit kronis yang biasa dan tidak ada hubungannya dengan moral dan dosa.