Liputan6.com, Jakarta - Oleh: Edward Panggabean, Sugeng Triono, Taufiqurrohman, Moch Harun Syah, Hanz Jimenez Salim, Luqman Rimadi, Alexander Lumbantobing, Okan Firdaus, Rahmat Hidayat, Zainul Arifin, Yandhi Deslatama, Yuliardi Hardjo Putro
Dengan sorban hitam di kepala dan kertas putih di tangannya, seorang pria berjanggut duduk bersimpuh. Sementara di sisi kiri-kanan serta belakangnya duduk berderet sejumlah lelaki bersenjata. Wajah mereka khas Indonesia.
Advertisement
Dari mulut lelaki bersorban hitam itu terlontar kalimat berapi-api tentang seruan untuk berjihad. Logat dan kata-katanya jelas, bahasa Indonesia. Hal itu terekam jelas dalam sebuah video bertajuk 'Join the Ranks'.
Dialah Abu Muhammad al-Indonesi, Mister B yang disinyalir buronan teror terkait kasus terorisme di tanah air.
Dia kini bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS yang kini tengah ‘dikutuk’ dunia lantaran kekejiannya.
ISIS saat ini tengah menjadi sorotan dunia karena menggunakan cara-cara kekerasan untuk memperluas pengaruhnya. Kekejaman mereka bisa terlihat dalam sebuah video berdurasi 4 menit 38 detik yang beredar di jagat maya.
Di antara potongan gambar, terdapat cuplikan segerombolan pria dengan tangan terikat diminta tidur tengkurap. Tak lama kemudian, sejumlah algojo bersenjata AK47 menembak kepala mereka satu demi satu.
Aksi-aksi milisi ISIS, antara lain merebut 3 kota di Irak termasuk Kota Mosul, yang merupakan kota terbesar kedua di Irak, menjadikan Irak sebagai basis pergerakan, melakukan perlawanan pada Pemerintah Suriah, dan menghancurkan makam Nabi Yunus.
Kelompok pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi itu diduga telah melakukan perekrutan di Indonesia untuk diberangkatkan ke Irak dan Suriah.
Melacak ISIS
Maka pelacakan ISIS di belahan bumi Indonesia pun dimulai. Sejauh ini, sejumlah daerah dicurigai telah ‘terjamah’ oleh kelompok radikal itu. Membentang dari Pulau Sumatera hingga Jawa.
Mural bertuliskan lambang ISIS menempel di dinding-dinding sejumlah villa di kawasan wisata Tawamangu, Karanganyar, Solo, Jawa Tengah. Segera tulisan itu pun dihapus dengan sapuan cat putih.
Sementara itu, di Malang, Jawa Timur, majalah Al-Mustaqbal yang memuat visi-misi ISIS beredar. Majalah tersebut juga memuat foto pemimpin militan ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi.
Di sampul belakang majalah tersebut tercantum rekening Bank BCA dan Bank Muamalat untuk donasi jihad media atas nama Tuah Febriwansyah. Majalah tersebut dibagi-bagikan saat deklarasi Ansharul Khilafah pada 20 Juli lalu di Masjid Jami Sulaiman Al Hunaishil di Dusun Sempu, Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
“Ceramah dipenuhi seruan jihad,” kata salah satu peserta, Akhmad, Selasa 5 Agustus 2014.
“Ada satu kardus berisi sekitar 40 majalah dan puluhan stiker yang dibagikan untuk peserta yang hadir di deklarasi itu.”
Segera, koordinator Ansharul Khilafah di Malang, Jawa Timur, M Romli pun dimintai klarifikasi. Namun Romli dalam klarifikasinya membantah Ansharul Khilafah terhubung dengan kelompok ISIS.
"Saya tegaskan, Ansharul Khilafah tidak ada hubungannya dengan ISIS. Di masjid kami juga tidak ada rencana untuk dijadikan markas ISIS," ucap Romli.
Di Bekasi, Jawa Barat, lain lagi ceritanya. Polresta Bekasi Kota mengaku sudah mengantongi identitas puluhan orang yang diduga menjadi anggota Kelompok radikal ISIS. Termasuk 50 anggota rekrutan dari Masjid Muhajirin, Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat.
"Identitas mereka sudah diketahui,ada 50 anggota yang baru bergabung ke ISIS ini menetap di Bekasi dan jaraknya hanya 500 meter dari Masjid Muhammad Ramadhan, termasuk pemimpinnya yang bernama Syamsudin Uba,” kata Kasubag Humas Polresta Bekasi Kota AKP Siswo kepada Liputan6.com.
Menurut Siswo, mereka bukan warga asli Bekasi. Identitas asli terduga anggota ISIS itu telah diketahui. Polisi kini tengah menyelidiki jenis aksi yang dilakukan kelompok tersebut. Dia mengatakan, salah satu misi ISIS di Bekasi adalah untuk merebut Masjid Muhammad Ramadhan di Galaxi, Pekayon, Bekasi Selatan yang bersebelahan dengan kantor Polsek Bekasi Selatan.
“Saat ini ISIS juga sedang mencoba perekrutan kepada anak muda dengan melakukan doktrin melalui sosial media,” tutur Sidwo.
Namun Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Mochamad Iriawan menyatakan, sejauh ini belum ada gerakan ISIS yang terdeteksi di wilayah pantauannya. Meski begitu, dia mengaku sudah berkoordinasi dengan intelijen untuk menangkal kehadiran ISIS.
"Untuk saat ini di Jabar belum terdeteksi (adanya gerakan kelompok ISIS). Tapi kita akan lakukan deteksi dini," kata Iriawan di Mapolrestabes Bandung, Jawa Barat.
Tak cuma Jawa, ISIS diduga sudah merambah ke tanah Bengkulu di Pulau Sumatera. Setidaknya ada 3 kabupaten di provinsi itu yang dicurigai digunakan sebagai basis ISIS. Tiga kabupaten itu yakni Bengkulu Utara, Kaur, dan Rejang Lebong.
Sementara Polri tak tinggal diam. Lembaga pimpinan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman itu saat ini tengah bergerak melacak sosok-sosok WNI di balik video 'Join the Ranks' yang di dalamnya berisi ajakan Abu Muhammad al-Indonesi untuk bergabung dalam ISIS.
Sutarman menyatakan, WNI yang telah bergabung dengan ISIS itu merupakan bagian dari kelompok pimpinan Santoso yang tengah dicari Densus 88. Sejauh ini jaringan atau anak buah Santoso sudah diringkus Densus 88.
Namun, keberadaan Santoso masih misterius, bahkan sempat termonitor di daerah Poso, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu.
Tak cuma itu, Sutarman menyatakan, pihaknya sudah mengidentifikasi orang yang berada di tayangan youtube tersebut. Orang berinisial B yang kini bergabung di ISIS merupakan buronan terkait kasus terorisme yang sudah lebih dari setahun dibidik Polri.
Sang Mister B diketahui juga pernah memberi pelatihan militer di Janto, Aceh.
ISIS bukan Islam
ISIS jelas berpaham radikal dan bertentangan dengan ajaran Islam serta Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Tak sesuai konstitusi.
Kemunculan Abu Muhammad al-Indonesi yang ingin menjaring pengikut ISIS pun ditanggapi serius pemerintah. Ancaman hukuman pidana hingga pencabutan kewarganegaraan diserukan.
"Khusus kepada umat Islam Indonesia, agar benar-benar mawas diri. Dakwah Islam itu mengajak dan merangkul semua kalangan dengan cara-cara yang baik dan penuh hikmah,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Jumat 1 Agustus 2014.
“Bukan dengan menebar ketakutan dan kekerasan."
Lukman juga meminta kepada kalangan ulama di Indonesia untuk turut membimbing umat agar tidak terpengaruh oleh kelompok yang pernah menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaidah di Suriah itu.
Di tempat lain, Presiden SBY mengumpulkan para panglimanya untuk membahas kemungkinan meluasnya pergerakan kelompok ISIS ini di Indonesia. Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Kapolri Jenderal Sutarman dipanggil ke Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta pada 4 Agustus 2014 lalu.
"Kita paham mayoritas masyarakat Indonesia adalah Muslim. Negara Timur Tengah banyak mendapat kepedulian dari masyarakat kita. Itu yang patut kita perhatikan sekarang ini. Namun saya perlu sampaikan, tidak semua persoalan yang terjadi di Timur Tengah itu persoalan agama," ucap SBY dalam rapat itu.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko pun memahami kekhawatiran SBY. Dia berjanji, TNI akan melaporkan perkembangan jaringan ISIS di tanah air kepada pemerintah.
Menurut Moeldoko, kemunculan ISIS bisa mengancam kedaulatan NKRI karena ingin merubah bentuk dan sistem negara. Dia mengatakan, para pengikut ISIS di Indonesia bisa diancam pasal pidana karena termasuk dalam tindakan makar.
“Saya kira bisa mengkhawatirkan ya. Hingga saat ini kita masih pantau terus,” kata Moeldoko Senin 4 Agustus 2014 lalu.
Tak Cuma Moeldoko. Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto pun menegaskan, ISIS tidak diizinkan berkembang di Indonesia.
"Pemerintah tidak mengizinkan paham ISIS berkembang di Indonesia dan kebhinnekaan dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ucap Djoko.
Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Amir Syamsuddin tengah membuka kemungkinan untuk mencabut status warga negara Indonesia (WNI) terhadap mereka yang tergabung dalam ISIS. Niat ini bisa dimungkinkan lewan Undang-undang 2006 tentang Kewarganegaraan.
Hal ini diamini Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT). Kepala BNPT, Ansyad Mbai mengatakan, masyarakat yang tergabung dengan ISIS bisa kena pidana dan tercabut kewarganegaraannya.
"WNI kehilangan kewarganegaraan jika warga Indonesia bersumpah mengabdi kepada negara asing. Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS/ISIS) kan bagian dari negara asing," kata Ansyad, Minggu 3 Agustus 2014 lalu.
Ancaman ISIS pun turut menjadi perhatian presiden terpilih Jokowi. Pria bernama lengkap Joko Widodo yang masih menjabat Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan, akan membendung masuknya paham radikal ke Indonesia dengan upaya dialog dan pendekatan agama.
"Kalau memang sudah pada posisi betul-betul anarkis, membahayakan negara, harus ditindak tegas. Tidak bisa dikompromi. Penegakan hukum harus dilakukan," ujar Jokowi, Senin 4 Agustus 2014.