Liputan6.com, Banyuwangi - Kebijakan pemerintah terkait pemotongan solar bersubsidi untuk Lembaga Penyalur Nelayan sebesar 20% membuat nelayan di Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur resah. Mereka terancam tidak bisa melaut karena susah mendapatkan solar.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (6/8/2014), ribuan perahu nelayan pun tertambat di pantai. Mereka tidak mengerti mengapa solar bersubsidi untuk nelayan dibatasi.
Sementara itu, kebijakan pemerintah terkait pembatasan jam pembelian solar bersubsidi juga membuat antrean panjang di sebuah SPBU di Kulon Progo, Yogyakarta. Sejumlah kendaraan sudah mengular sejak subuh, padahal layanan pembelian solar bersubsidi baru dimulai pukul 08.00 hingga 18.00 WIB.
Ini terjadi akibat sejumlah SPBU sudah kehabisan stok solar. Sehingga para pengemudi rela mengantre panjang di satu SPBU yang masih tersisa dengan harapan mendapatkan solar. Agar stok solar bersubsidi tidak cepat habis, petugas pun membatasi pembelian solar maksimal 200 liter untuk setiap kendaraan.
Pemerintah pusat mengklaim, kebijakan tersebut dilakukan hanya untuk mengendalikan BBM bersubsidi. Jika tidak dibatasi, BPH Migas memprediksi solar bersubsidi akan habis pada akhir November dan premium bersubsidi habis pada 19 Desember.
Pemerintah bermaksud agar kuota BBM bersubsidi tahun ini tidak jebol. Saat ini, subsidi energi mencapai Rp 250 sampai 400 triliun. Di mana 77% subsidi tersebut jatuh ke golongan masyarakat kelas menengah atas. (Ado)
Baca juga:
Pembatasan Solar Bersubsidi Membuat Nelayan Angke Khawatir
Advertisement
Puluhan Perahu Nelayan di Surabaya Hilang Disapu Ombak