Pertamina Rugi Jual Elpiji 12 Kg, Apa Kata Jero Wacik

Penghitungan dilakukan agar rencana kebijakan tersebut tidak memberatkan rakyat, terutama rakyat kecil.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 06 Agu 2014, 10:00 WIB
(ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) berencana menaikan kembali harga elpiji 12 non subsidi Kilo gram (Kg) untuk menekan kerugian sekitar Rp 6 triliun karena menjual harga tidak sesuai keekonomian.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengungkapkan, rencana tersebut harus dihitung terlebih dahulu. "Kita hitung," kata Jero, seperti yang dikutip di Jakarta, Rabu (6/8/2014).

Menurut Jero, penghitungan dilakukan agar rencana kebijakan tersebut tidak memberatkan rakyat, terutama rakyat kecil.

"Pokoknya jangan membuat kebijakan terlalu memberatkan rakyat, terutama rakya miskin, kalau orang kaya kita bagi beban," jelas dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tandjung menyatakan, sebelum menaikan harga gas elpiji non subsidi 12 Kilo gram (Kg) PT Pertamina (Persero) harus lapor terlebih dahulu ke pemerintah.

"Dia harus lapor dulu ke Pemerintah dan rapat," ungkap Chairul.

Vice Presiden Elpiji dan Gas Product Pertamina, Gigih Wahyu Irianto, mengatakan, meski Pertamina telah melakukan kenaikan harga elpiji 12 Kg pada awal 2014 Rp 1.000 per Kg, tetapi masih mengalami kerugian.

Hal ini terjadi karena kurs rupiah yang mengalami pelemahan beberapa waktu lalu, sedangkan bahan baku elpiji yang dibeli mengacu pada Contract Price Aramco.

"Lihat saja kursnya kan gede, kalau ditotal sampai akhir tahun Rp 6 triliun, kenaikan kemarin (awal tahun Rp 1.000 per kg) nggak pengaruh. Karena kurs dolar CP Aramco juga," pungkasnya. (

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya