Liputan6.com, Jombang - Beredarnya video gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia yang ada di situs video YouTube dinilai tidak perlu disikapi secara berlebihan bahkan dibesar-besarkan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (6/8/2014), jika diberitakan secara terus-menerus, dikhawatirkan justru akan menjadikan kelompok ISIS tumbuh.
Advertisement
Kiai Haji Kholil Dahlan, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum Jombang, Jawa Timur menyatakan, "Gerakan ISIS tidak sejalan dengan ajaran Islam."
Hal itu dikarenakan ajaran Islam tidak menghalalkan kekerasan sebagai bentuk penegakan ideologi, apalagi budaya Islam di Indonesia yang penuh dengan toleransi.
Keberadaan ISIS di Indonesia disinyalir sudah ada sejak tahun 2008. Sari Nuryanti, warga Kampung Sukasirna, Desa Tamansari, Kecamatan Rumpin, Bogor, Jawa Barat, memberikan kesaksian ISIS dalam mencari anggota dilakukan dengan cara-cara paksaan.
Rohani bersama kakaknya Mingming mengaku diajarkan cara berjihad dengan membom musuh dan diajarkan cara menembak dengan senjata api AK47.
Karena merasa ajarannya tak sejalan, Rohani pun melarikan diri dengan menjebol atap kamar dan lari lewat celah genteng.
Bahkan Mingming kakak dari Sari Nuryanti sampai sekarang tidak pulang lagi setelah dibaiat oleh Bahrun atau Abu Muhamad Al Indonesia di sebuah pesantren di Pamulang, Ciputat.
Bahrun kemudian diketahui menjadi salah satu aktor yang ada dalam tayangan video YouTube yang memprovokasi ajakan bergabung dengan ISIS.
Baca Juga:
4 Langkah Polisi Antisipasi ISIS di Malang
Sebagian Video ISIS Lenyap dari YouTube
Polisi Benarkan Ada Deklarasi ISIS di Masjid Al Muhajirin Bekasi
(Sss)