Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah kembali melakukan pengendalian konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan menghapus premium di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berada di jalan tol mulai 6 Agustus 2014.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik mengatakan, pemerintah saat ini sedang gencar melakukan pengendalian konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk menjaga agar tidak melampaui kuota yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2014, sebesar 46 Juta Kilo liter (Kl).
"Karena itu kami melakukan pengendalian, gerakan mengurangi subsidi," kata Jero, seperti yang dikutip di Jakarta, Rabu (6/8/2014).
Pengendalian konsumsi BBM bersubsidi diantaranya tertuang dalam Surat Edaran BPH Migas Nomor 937/07/Ka BPH/2014 tanggal 24 Juli 2014, tentang pengendalian konsumsi BBM bersubsidi, ada empat cara yang ditempuh, sebagai langkah pengendalian. Salah satunya terhitung mulai tanggal 6 Agustus 2014, penjualan premium di seluruh SPBU yang berlokasi di jalan tol ditiadakan.
Sebelumnya pun pemerintah telah melakukan peniadaan solar bersubsidi di Jakarta Pusat mulai 1 Agustus. Pembatasan waktu penjualan Solar bersubsidi di seluruh SPBU di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Bali mulai 4 Agustus 2014,akan dibatasi dari pukul 18.00 sampai dengan pukul 08.00 WIB.
Tidak hanya solar di sektor transportasi, mulai 4 Agustus 2014, alokasi Solar bersubsidi untuk Lembaga Penyalur Nelayan (SPBB/SPBN/SPDN/APMS) juga akan dipotong sebesar 20 persen dan penyalurannya mengutamakan kapal nelayan di bawah 30GT.
Direktur Pemasaran Niaga Pertamina Hanung Budya mengungkapkan, ada 28 SPBU di jalan tol yang mengalami pencabutan premium, SPBU tersebut terbagi di dua wilayah 26 di wilayah Jakarta, Jawa Barat dan 2 di Wilayah Jawa Timur. Meski begitu Pertamina telah menyediakan BBM alternatif yaitu Pertamax dan Pertamax Plus.
"kami memberlakukan pencabutan penyaluran BBM berusbdi di jalan tol, 26 region tiga dan 2 di Jawa Timur. Penjualan dari premium dari 28 SPBU ini hanya 750 kl. Dilokasi tersebut disediakan BBM non PSO pertamax dan pertamax series," pungkas Hanung. (Pew/Ahm)
HEADLINE HARI INI
Geger Harvey Moeis dan Sandra Dewi Terdaftar BPJS Kesehatan Fakir Miskin, Kok Bisa?
SPBU di Jalan Tol Tak Jual Premium Mulai Hari Ini
Langkah pengendalian konsumsi BBM bersubsidi ini untuk menjaga kuota BBM bersubsidi sebesar 46 juta kilo liter pada 2014.
diperbarui 06 Agu 2014, 14:19 WIBMenurut Jero Wacik, penghematan dan pembatasan penjualan BBM bersubsidi dilakukan agar kuota subsidi BBM sebesar 46 juta kiloliter, cukup hingga akhir tahun, Jakarta, Selasa (5/8/14). (Liputan6.com/Johan Tallo)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kejari Depok Bakal Usut Penyalahgunaan Dana Intensif RT dan RW
Bacaan Doa Buka Puasa Rajab, Berikut Kenali Keutamaannya
5 Asteroid Terbesar yang Pernah Ditemukan
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Sabtu 4 Januari 2025
Link Live Streaming LaLiga Valencia vs Real Madrid, Sebentar Lagi Tayang di Vidio
PBNU Cari Investor Bantu Biayai Dana Besar Reklamasi Tambang
Kapan Pendaftaran Beasiswa LPDP 2025 Dibuka, Berikut Persyaratannya
KAI Commuter Sebut Penutupan Operasional Stasiun Karet Masih Dikaji
Buka PLN Mobile Proliga 2025 di Semarang, PJ Gubernur Jateng: Memotivasi Atlet Jawa Tengah
Bermain Cemerlang, Jakarta Electric PLN Tundukkan Yogya Falcons
Link Live Streaming Piala Super Italia 2024 Juventus vs AC Milan, Mau Mulai di Vidio
Masih Punya Utang Puasa Ramadhan, Bolehkah Puasa Rajab? Ini Kata Buya Yahya