Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan meniadakan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar di Jakarta Pusat dan pembatasan penjualan di waktu tertentu berpotensi menimbulkan tindakan penimbunan dan penyelundupan. Modusnya mulai dari berkali-kali membeli BBM subsidi hingga modifikasi tangki kendaraan.
Menurut sumber Liputan6.com, kebijakan tersebut dapat memicu aksi penyelewengan dari konsumen nakal.
"Penimbunan bisa saja dilakukan pelaku usaha yang merasa keberatan dengan kebijakan ini. Mereka beli BBM subsidi penuh, lalu balik lagi ke SPBU," tutur dia di Jakarta Selatan, Rabu (6/8/2014).
Dia mengaku, aksi penyimpangan dapat terjadi apabila pengawasan petugas SPBU lengah. Kontrol terhadap kegiatan penjualan BBM subsidi di SPBU wajib digiatkan.
"Tapi kami juga nggak bisa kontrol secara penuh karena kami tidak bisa menolak saat konsumen memutuskan untuk membeli BBM full di tangki. Mungkin juga kan konsumen membeli, lalu dikuras di tempat lain dan ngisi lagi," paparnya.
Pihak SPBU, kata dia, sudah paham dengan aktivitas mencurigakan di SPBU. Sebagai contoh, sambungnya, pengisian BBM subsidi yang tidak sewajarnya pada sebuah kendaraan.
"Misalnya ada mobil Kijang atau Avanza mengisi tangki dengan BBM subsidi tapi lebih dari kapasitas standar semestinya, sebanyak 500 ribu atau satu juta liter. Ini kan tidak wajar, langsung kami stop," jelasnya.
Dia mengaku, caranya dengan memodifikasi tangki bahan bakar kendaraan berkapasitas lebih banyak menyedot BBM subsidi. Kasus ini pernah terjadi di SPBU di bilangan Otista, Jakarta.
"Kalau pembelian banyak dan nggak wajar, biasanya operator sudah tahu. Mereka paham merek mobil ini biasanya tangkinya hanya bisa menampung sekian, tapi pembelian lebih dari kapasitas. Petugas pasti akan tanya dan melaporkan ke atasan," tutur dia.
Ia mengatakan, penimbunan dan penyelundupan BBM subsidi kerap terjadi di pinggiran daerah. "Pinggiran daerah kan jarang dilalui kendaraan, nah disitu banyak aksi penyelewengan. Kalau di SPBU Mampang ini ramai, lama sedikit saja di klakson. Karena mobil pribadi biasanya isi BBM paling lama 7 menit, sedangkan kendaraan umum 15 menit," tukasnya. (Fik/Ahm)
Pembatasan BBM Bersubsidi Bisa Picu Penyelundupan
Penyelundupan bahan bakar minyak bersubsidi lebih banyak dilakukan di pinggiran daerah.
diperbarui 06 Agu 2014, 16:12 WIBKebijakan ini dilatarbelakangi turunnya kuota subsidi BBM di APBN-P 2014 dari 48 juta kiloliter menjadi 46 juta kiloliter, Senin (4/8/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 Liga InternasionalLiverpool Bayar Mahal Kemenangan atas Real Madrid di Liga Champions
8 9 10
Berita Terbaru
Organisasi Bulutangkis Indonesia Adalah PBSI: Sejarah, Tugas, dan Prestasi
Incinerator Adalah: Teknologi Canggih Pengolah Limbah Padat
Arsjad Rasjid: Prabowo Minta Kadin Harus Satu dan Solid
Banjir Parah di Malaysia: Tiga Orang Meninggal dan Puluhan Ribu Lainnya Mengungsi
Cara Mengobati Sakit Gigi Berlubang: Panduan Lengkap dan Efektif
Polda Jateng Ekshumasi Jasad Siswa SMK yang Ditembak Mati Polisi di Semarang
Toyota Aygo X Facelift Mulai Uji Jalan, Simak Bocoran Ubahannya
Imperialisme Kuno Adalah Sistem Penguasaan Wilayah di Era Pra-Industri
Cara Bikin Pempek Tanpa Ikan: Resep Mudah dan Lezat
287 TPS Akan Gelar Pemungutan Suara Ulang hingga Susulan di Pilkada 2024, Berikut Rinciannya
Tak Cuma untuk Rambut, Ini Manfaat Kemiri untuk Turunkan Kadar Kolesterol Jahat
Perbedaan Lukisan dan Gambar Adalah: Memahami Karakteristik Unik Keduanya