Liberia Darurat Ebola

Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf mengumumkan keadaan darurat di negaranya.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 07 Agu 2014, 15:05 WIB
Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf mengumumkan keadaan darurat di negaranya.

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan jumlah korban tewas akibat Ebola di Afrika Barat telah meningkat menjadi 932 orang. Sejak saat itu, Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf mengumumkan keadaan darurat di negaranya.

Seperti dikutip laman CBS, Kamis (7/8/2014), Presiden Ellen mengatakan, ketidaktahuan dan kemiskinan, serta praktik-praktik agama dan budaya yang mengakar di negaranya terus memperburuk penyebaran penyakit ini.

"Penyebaran virus dari wisatawan yang datang dari negara Ebola juga pihak berwenang perlu menyadari, bahwa ini masalah serius dan ditangani secepatnya," tegasnya.

Ebola, katanya, sangat mematikan. Risiko kesembuhannya tak sampai 40 persen. Selebihnya, bisa meninggal dunia. Menurut Ellen, ebola merupakan virus sistemik yang dapat merusak organ tubuh seperti pencernaan, pernapasan, pembuluh darah, otot, saraf dan sistem kekebalan tubuh.

Pada beberapa orang berisiko, pasien ebola biasanya mengalami kelelahan, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan dan nyeri pada persendian dan otot.

Setidaknya WHO mencatat, kasus ebola hingga 4 Agustus 2014 telah mencapai 1.711 kasus dan lebih dari 932 orang meninggal di Sierra Leone, Guinea, Liberia dan Nigeria.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya