Nelayan Tolak Pembatasan Solar Bersubsidi

Nelayan khawatir kesulitan mendapatkan solar bila terjadi pembatasan, sebelum ada pembatasan saja sudah sulit mendapatkan solar bersubsidi.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 07 Agu 2014, 10:32 WIB

Liputan6.com, Serang - Nelayan tradisional Karangantu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang menyatakan belum mengetahui adanya pembatasan pembelian solar bersubsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN).

"Belum, saya belum tahu jika ada pembatasan pembelian solar oleh pemerintah," kata Edi, salah seorang nelayan saat menambatkan perahunya di depan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karangantu.

Nelayan tradisional ini berharap agar pemerintah tak membatasi pembelian solar bersubsidi untuk nelayan. Lantaran hal itu bisa mengakibatkan kesusahan bagi nelayan."Jangan ada pembatasan lah. Nanti kalau kami kurang solar harus gimana?," tutur Edi.

Pengakuan nelayan lainnya dikatakan oleh Rudi (40), dirinya belum mengetahui adanya pembatasan pembelian solar bersubsidi oleh pemerintah. Selain itu, Rudi pun mengaku belum ada pembatasan yang diterapkan oleh SPBN.

“Wah, belum tahu jika ada pembatasan pembelian solar untuk nelayan,” kata Rudi di TPI Karangantu.

Edi dan Rudi mengharapkan agar pemerintah tidak membatasi pembelian solar bersubsidi bagi para belayan. Hal tersebut akan menimbulkan keresahan bagi nelayan.

Keresahan para nelayan ini dikarenakan, pada saat tak ada pembatasan pembelian solar bersubsidi, mereka sudah kesulitan mendapatkannya, apalagi jika terjadi pembatasan.
 
"Kami juga sering kesulitan untuk mendapatkan solar, karena sering habis dan harus menunggu. Apalagi kalau ada pembatasan, "kata Rudi.

Mulai 4 Agustus 2014, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sepakat membatasi pemakaian solar bersubsidi untuk stasiun pengisian bahan bakar nelayan dan solar packed diesel nelayan. Adapun alokasi solar bersubsidi lebih dikhususkan untuk kapal nelayan di bawah 30 GT. (Yandhi Deslatama/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya