YLKI Imbau Pemerintah Perbaiki Distribusi Elpiji

YLKI menilai, kenaikan harga elpiji 12 kilo gram akan membuat konsumen beralih ke elpiji 3 kg sehingga dapat menambah beban negara.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Agu 2014, 11:35 WIB
YLKI menilai, kenaikan harga elpiji 12 kilo gram akan membuat konsumen beralih ke elpiji 3 kg sehingga dapat menambah beban negara.

Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengingatkan pemerintah melakukan distribusi tertutup terhadap elpiji bersubsidi 3 Kilo gram (Kg), sebelum PT Pertamina (Persero) menaikkan harga elpiji non subsidi 12 Kg.

Ketua Harian YLKI Tulus Abadi mengungkapkan, jika harga elpiji 12 Kg dinaikkan, pengguna elpiji tersebut akan berpindah ke elpiji 3 Kg. Hal itu karena perbedaan harga yang jauh antara 12 kg dengan 3 Kg.

"Kalau harga elpiji 12 Kg naik, harga 3 Kg disparitas harganya semakin jauh," kata Tulus, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Kamis (7/8/2014).

Menurut Tulus,  konsumen elpiji non subsidi 12 Kg yang beralih menggunakan elpiji bersubsidi 3 Kg tersebut  akan menambah beban negara. Selama ini negara mensubsidi elpiji 3 Kg. "Karena menjadikan migrasi konsumen akan beralih. Yang dirugikan pemerintah karena 3 kg bertambah," tutur Tulus.

Tulus menambahkan, akibat lain yang akan terjadi jika konsumen elpiji 12 Kg beralih ke 3 Kg adalah bertambahnya saingan konsumen elpiji 3 Kg. Sehingga menimbulkan kelangkaan. "Golongan 3 Kg saingannya akan semakin banyak akan terjadi kelangkaan," ungkapnya.

Oleh karena itu, Tulus menyarankan agar pemerintah melakukan distribusi tertutup terlebih dahulu sebelum kenaikan harga diberlakukan.

"Kenaikan ada titik lemah, pertama tata niaga, ini harus dibereskan dulu oleh pemerintah. Ini pemerintah yang menyelesaikan, pertamina hanya operator kalau rugi bisa dipidana," pungkasnya. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya