Wikipedia & Fotografer Berseteru Soal Selfie Monyet

Wikipedia dan seorang fotografer bernama David Slater berseteru meributkan kepemilikan hak cipta selfie monyet di Indonesia.

oleh Andina Librianty diperbarui 07 Agu 2014, 13:44 WIB
Selfie David Slater dan monyet (Foto: David Slater via Mirror.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta - Perseteruan soal hak cipta antar manusia atau perusahaan tentu bukan lagi hal yang asing. Namun kisah perseteruan antara Wikipedia dan seorang fotografer bernama David Slater menarik perhatian, karena kedua belah pihak meributkan soal hak cipta foto selfie yang dilakukan oleh seekor monyet.

Seorang fotografer alam asal Inggris, David Slater, berkunjung ke Sulawesi Utara, Indonesia pada 2011. Dalam sebuah kesempatan, dia menyiapkan peralatan untuk memotret monyet 'berjambul' hitam (crested black macaque). Namun tiba-tiba, monyet itu merebut kamera Slater dan mulai memotret sendiri alias melakukan selfie.

Alhasil, lahirlah berbagai selfie lucu dan mengagumkan. Tak berhenti di situ, foto-foto tersebut menjadi terkenal ketika disebar di dunia maya dan akhirnya berujung perseteruan antara Slater dan Wikipedia.


Awal masalah

Selfie monyet (Foto: Wikipedia Commons)


Seperti dilansir Huffington Post, Kamis (6/8/2014), masalah antara Slater dan Wikipedia berawal ketika foto selfie itu muncul di Wikipedia dan Wikipedia Commons. Wikipedia Commons adalah perpanjangan tangan Wikimedia Foundation -pemilik Wikipedia- yang menyuguhkan berbagai foto di domain publik dan bisa digunakan secara gratis.

Slater meminta Wikimedia menghapus foto tersebut, dengan klaim bahwa hak cipta dari foto itu adalah miliknya. Jika ada pihak lain yang ingin menggunakan, maka harus membayar.

Namun Wikimedia menolak permintaan tersebut dan beralasan bahwa secara teknis foto itu diambil oleh monyet, bukan Slater. Situasi ini membuat Slater marah dan merasa sedih.

Slater kepada Huffington Post mengatakan bahwa editor Wikipedia, yang sebagian besar di antaranya adalah relawan, memiliki pandangan hidup komunis. "Ini sangat berpotensi dijalankan oleh orang-orang yang memiliki agenda politik. Orang-orang yang mengedit ini bisa jadi adalah Adolf Hitler atau Stalin yang baru. Mereka menggunakan apa pun unyuk mencapai tujuannya," ungkap Slater.

Dia juga meminta orang-orang berhenti menggunakan Wikipedia. "Sangat penting untuk mengatakan kepada orang-orang agar berhenti menggunakan Wikipedia sebagai sumber kebenaran," sambungnya.


Wikimedia membantah ada hak cipta

Selfie monyet (Foto: Wikipedia Commons)


Juru bicara Wikimedia, Katherine Maher, dalam sebuah email mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan penelitian mengenai argumen yang ada. Dia menyatakan tidak ada yang memiliki hak cipta foto tersebut, sehingga bisa digunakan oleh siapa saja.

"Menurut kami monyet tidak memiliki hak cipta, sebaliknya kami menilai tidak ada siapa pun yang memiliki hak ciptanya. Artinya foto itu bisa berada dalam wilayah publik," jelas Maher.

Di bawah hukum Amerika Serikat (AS), kata Maher, non-manusia tidak bisa mengklaim hak cipta. Sedangkan dalam hal ini monyet itu adalah fotografernya. Untuk mengklaim hak cipta, fotografer harus membuat kontribusi substansial dalam gambar akhir, bahkan jika demikian maka mereka hanya memiliki hak cipta untuk perubahannya saja dan bukan foto aslinya.

"Karena monyet yang memotret, artinya tidak ada yang berhak atas hak cipta. Sehingga foto menjadi milik publik," tutur Maher.

Menurut pakar hukum kekayaan intelektual, Josh Bressler, 'pemilik' dari sebuah foto adalah orang yang 'memberikan kontribusi konten ekspresif'. Inti dari masalah hak cipta, katanya, adalah seekor monyet yang tidak dianggap sebagai manusia di bawah hukum dan hanya manusia yang bisa menjadi seorang 'pemilik'.

Dengan demikian, secara hukum hanya manusia dan perusahaan yang menjadi 'orang'. Sedangkan hewan dianggap sebagai properti, bukan 'orang'.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya