Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah masih saja menggantung nasib PT Merpati Nusantara Airlines (Tbk) yang sudah berada dalam kehancuran. Namun pelaku industri pesawat terbang menilai keputusan soal maskapai penerbangan pelat merah harus dilakukan pada masa pemerintahan mendatang.
Komisaris PT Regio Aviasi Industri (RAI), Ilham Habibie mengaku, pemerintah saat ini mempunyai kesulitan untuk memutuskan dua opsi, yakni konversi utang senilai Rp 7,6 triliun atau justru menutup Merpati.
"Buat nutup, konsekuensinya juga banyak sekali karena ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan sebagainya. Jadi masih ada kesulitan di situ," ungkapnya kepada wartawan di Jakarta, seperti ditulis Jumat (8/8/2014).
Merpati, kata putra sulung Presiden ke-3 RI BJ Habibie ini sejak pertama melayani jalur-jalur perintis hingga wilayah Timur Indonesia. Hal ini untuk mendukung daerah-daerah yang belum layak secara ekonomi agar dapat memiliki akses penerbangan yang sama dengan wilayah lain.
"Opsi diserahkan ke pihak swasta, nggak bisa karena nggak mungkin mereka mau masuk ke situ (perintis). Itu sudah tugas Merpati," ujar Ketua Harian Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional itu.
Menurutnya, jika Merpati diakuisisi oleh PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pun sangat sulit karena status Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Kalau dilakukan itu (akuisisi) pasti akan terpukul bursa efek. Jadi apabila maskapai diberi tugas melayani jalur perintis seperti Merpati jangan yang perusahaan terbuka," terang Ilham.
Dia mengaku, keputusan nasib Merpati hendaknya diserahkan pada pemerintahan baru. Pasalnya pemerintah perlu mengkaji lebih dalam mengenai opsi-opsi penyelamatan Merpati terkait fundamental.
"Saya nggak mau memberikan opsi mana yang baik. Tapi memang itulah kondisi yang sedang dihadapi pemerintahan saat ini terhadap Merpati," tukas Ilham. (Fik/Ndw)
Nasib Merpati Terkatung-katung, Ini Komentar Putra BJ Habibie
Pemerintah mempunyai kesulitan untuk memutuskan dua opsi penyelamatan Merpati, yakni konversi utang Rp 7,6 triliun atau menutup Merpati.
diperbarui 08 Agu 2014, 08:40 WIBAdvertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 Ramadan UpdateDahulukan Makan atau Sholat Dulu? Ini Jawaban Gus Baha
7 8 9 10
Berita Terbaru
Perbedaan Virus HMPV dan COVID-19, Jenis Virus dan Tingkat Penularannya Tidak Sama
Tepung Sagu Itu Apa: Mengenal Lebih Dalam Bahan Pangan Tradisional
Noah Okafor, Pemain yang Sering Duduk di Bangku Cadangan AC Milan Kemungkinan Akan Pindah ke Klub Jerman
Tingkatkan Kesadaran Lingkungan, Kurikulum Gambut Mulai Diterapkan di Sekolah Dasar hingga Menengah Atas
Memahami Arti Caption dan Penggunaannya Lengkap dengan Tips Membuatnya
Peluang Cuan di Era Gig Economy: Freelance jadi Pilihan?
Trump Ancam Gunakan Kekuatan Militer untuk Kuasai Greenland dan Terusan Panama
Kontroversi saat Pergantian Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong Bukan yang Pertama
Apa Itu Prosedur: Pengertian, Jenis, dan Cara Membuatnya
Viral Wanita Tahu Hamil 4 Jam Sebelum Melahirkan, Sempat Didiagnosis Mandul
BRI Jadi Coordinating Banks dalam Proyek Pembangunan Jalan Trans Papua
Resep Sosis Asam Manis: Hidangan Lezat dan Praktis untuk Keluarga