Liputan6.com, Kuala Lumpur - Tiga pekan setelah tragedi pesawat Malaysia Airlines Penerbangan MH17 yang ditembak jatuh beserta 298 orang di dalamnya, korban pertama asal negeri jiran telah teridentifikasi. Demikian ungkap sumber yang Liputan6.com kutip dari situs The Star Online, Inquirer, dan Straits Times.
Elaine Teoh, perempuan 27 tahun asal Penang tersebut diyakini sebagai korban asal Malaysia pertama yang jenazahnya teridentifikasi oleh para ahli forensik di Belanda -- tempat jasad-jasad korban MH17 menjalani tes post-mortem setelah diterbangkan dari wilayah timur Ukraina.
Alumni Melbourne University itu dikabarkan teridentifikasi jenazahnya antara 2 sampai 4 hari lalu. Meski belum ada konfirmasi resmi dari pihak berwenang, polisi dan pihak Malaysia Airlines diinformasikan telah mengirim wakilnya untuk memberitahu orangtua korban mengenai hasil identifikasi.
Sementara itu, kekasih Elaine Teoh, Emiel Mahler (27) yang berkewarganegaraan Belanda belum teridentifikasi hingga berita ini diturunkan. Saat kejadian, dua sejoli tersebut dalam perjalanan dari Amsterdam menuju ke Kuala Lumpur.
Mereka, yang sama-sama bekerja di sektor keuangan di Melbourne, Australia menuju Kuala Lumpur setelah berlibur di Portugal dan Belanda. Rencananya, sahabat Elaine Teoh, Tan Sook Theng akan menjemput mereka di bandara pada 18 Juli 2014 lalu.
Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak mengatakan, proses identifikasi dari jasad yang ditempatkan di 226 peti mati yang dikirim dari lokasi kejadian di Donestk, Ukraina, harus menjadi prioritas. Untuk segera dirampungkan.
Najib mengatakan, hal tersebut dilakukan agar tim forensik internasional bisa menyimpulkan, tanpa keraguan, mengenai identitas korban sebelum informasi dirilis ke publik.
Sementara itu, dalam akun Facebook-nya, saudara kandung Elaine Teoh, David mengutarakan pendapatnya tentang tragedi yang merenggut nyawa saudarinya itu.
Advertisement
"Keadilan akan ditentukan oleh langit. Kami tak akan menuntut atau menuding," demikian yang ia tulis pada 26 Juli 2014, seperti Liputan 6.com kutip dari situs Inquirer, Jumat (8/8/2014).
Ia juga menceritakan bagaimana kakak perempuannya itu bersikeras memberinya nama 'David' bukan 'Daniel' -- panggilan yang direncanakan orangtua mereka. "Mengetahui betapa kau telah memberkatiku bahkan sejak aku masih sangat muda, memberiku banyak sukacita. Aku sangat merindukanmu..." (Tnt)