Liputan6.com, Jakarta - Oleh: Silvanus Alvin dan Tanti Yulianingsih
Sejumlah organisasi masyarakarat (Ormas) berbasis Islam dikumpulkan di Kementerian Agama. Tujuannya satu, yaitu menangkal penyebaran paham gerakan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia.
Advertisement
Dalam pertemuan itu, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin memberikan label bahwa apa yang dilakukan ISIS adalah haram.
"Nggak perlu dinyatakan fatwa haram, karena perbuatan yang buruk itu haram. Itu reduksionis," ujar Din saat mengikuti Seminar Nasional Fenomena ISIS bagi NKRI dan Islam Rahmatan Lil'alamin untuk menangkal ISIS yang digelar Kementerian Agama, Sabtu 9 Agustus 2014.
Din menuturkan, perlu penanganan lebih baik dalam membendung paham radikal ini. Misalnya, Polri, BIN, dan BNPT perlu merangkul ormas-ormas Islam dalam memerangi paham radikal tersebut. Sebab, ormas-ormas Islam merupakan akar rumput yang paling sering bersinggungan dengan umat.
Selain Kementerian Agama dan ormas Islam, presiden sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara juga bertugas menangkis paham radikal itu. Karena pokok masalah adalah ketidakadilan di dunia, maka para kepala negara harus berkumpul untuk menciptakan kedamaian.
Pencegah Paham ISIS di Indonesia
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Ansyaad Mbai mempunyai blue print atau cetak biru untuk mencegah berkembangnya paham ISIS di Indonesia. Dari cetak biru itu, ada 3 bagian yang perlu diperkuat yaitu ideologis, politik, dan hukum di Indonesia.
"Perkuat Pancasila sebagai ideologi bangsa secara substansial. Jangan ada lagi cuci otak," tegas Ansyaad di Kantor Kementerian Agama, Jakarta.
Dari ranah politik, Ansyaad meminta ketegasan pemerintah dan DPR dalam menghadapi tindak kekerasan dan anarkisme sekecil apapun, terutama yang berlatar belakang radikalisme terkait isu SARA.
Ansyaad juga meminta agar menjalankan UU Kewarganegaraan Pasal 23 UU No 12 Tahun 2006. Dalam UU itu diatur kewarganegaraan seseorang dapat hilang bila bersumpah membela kepentingan negara lain. Dia menegaskan, perlu UU untuk melindungi ideologi bangsa, memperkuat UU Anti Teror, memperberat ancaman hukuman, dan merealisasiskan asset freezing dari kelompok teroris.
Menurutnya, ISIS bukan merupakan gerakan teroris baru di Indonesia. Hanya berbeda nama dan simbol, namun memiliki ideologi dan tujuan yang sama dengan gerakan sebelumnya.
Ansyaad mengatakan, ada banyak teroris di Indonesia. Oleh sebab itu, kelahiran ISIS tidak mengagetkan. Beberapa teroris yang pernah muncul di Indonesia adalah Al Qaeda, Jamaah Islamiah, dan NII.
Sementara itu, Kepala Badan Intel dan Keamanan Polri Brigjen Pol Suparmi Suprapto mengatakan, upaya hukum dengan melakukan penangkapan pada anggota ISIS tidak efektif 100 persen. Sebab, sekalipun sudah ditangkap, anggota ISIS masih mempercayai paham radikalnya tersebut.
Suparmi menuturkan, bahaya berikutnya justru ketika sudah masuk tahanan. Di dalam lembaga pemasyarakatan atau lapas, para napi teroris kerap mencari pengikut barunya. Mereka menyebarkan doktrin yang dimiliki pada napi-napi lain.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan paham ISIS dapat mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu, mantan Wakil Ketua MPR ini juga menjelaskan, agar seluruh elemen bangsa mewaspadai pergerakan dan penyebaran ISIS. Umat Islam pun diminta hati-hati dalam memahami suatu ajaran.
Lukman juga menegaskan, sikap Kementerian Agama yang menolak ISIS bukan untuk menutupi panasnya situasi politik di Indonesia.
Waspada ISIS di Daerah
Mendagri Gamawan Fauzi telah meminta seluruh kepala daerah agar segera turun tangan mencegah merebaknya pengaruh paham radikal itu. Permintaan Mendagri tersebut disampaikan lewat surat edaran No: 450/3806/SJ tertanggal 7 Agustus 2014.
Polres Metro Tangerang Kota melakukan penyisiran sejumlah kontrakan dan tempat kos, untuk mewaspadai perkembangan jaringan ISIS. Kapolsek Batu Ceper Kompol Krismi Widodo di Tangerang mengatakan, bersama TNI dan Satpol PP telah melakukan pemeriksaan identitas warga penghuni kontrakan dan kos-kosan yang berada di wilayah perbatasan.
"Kontrakan dan kos-kosan menjadi tempat persembunyian. Maka itu, akan kita cek identitas penghuni untuk mewaspadai perkembangan jaringan ISIS," kata Krismi, Sabtu.
Masyarakat di Kudus juga telah mendapatkan imbauan terhadap kelompok militan ISIS. Komandan Kodim 0722/Kudus Letkol M. Ibnu Sukhelan mengingatkan masyarakat di Kabupaten Kudus untuk mewaspadai penyebaran ideologi kelompok ISIS yang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya.
Pemerintah Kota Bekasi Jawa Barat juga melakukan hal serupa terhadap kelompok ISIS. Dengan cara mengintensifkan penyuluhan dampak negatif aktivitas organisasi radikalisme itu kepada masyarakat di wilayah setempat. Pun begitu dengan wilayah lainnya seperti Bogor, Ambon, hingga Jambi. Begitu juga di Garut dan Tasikmalaya.
ISIS dan Jihad Seks
Sementara itu, beredar pamflet yang mengajak para wanita untuk berjihad bersama kelompok radikal ISIS. Para wanita itu tidak akan maju perang, melainkan berjuang melalui seks (jihad seks).
"Itu menghina Islam karena tak ada seorang wanita yang diminta menyerahkan kehormatan dan diiming-imingi surga. Ajaran Islam tidak seperti itu," kata Lukman di Kantor Kementerian Agama. Dia mengatakan, Kemenag berkoordinasi dengan pihak Polri untuk menelusuri siapa yang menyebarkan pamflet tersebut.
Ketua MPR Sidarto Danusubroto juga menilai ajakan tersebut jelas merupakan bentuk penyesatan dari agama Islam. Sidarto meminta agar rektor di setiap kampus memberi peringatan bagi para mahasiswi dan juga mereka yang menyebarkan pamflet.
"Rektor dan para dosen serta cendekiawan lakukan pencerahan pada mahasiswa dan mahasiswinya, jihad tak elok disejajarkan dengan hal itu (budak seks). Jihad itu kan suci," imbuhnya.
Sementara itu, Amerika Serikat meluncurkan serangan udara keduanya untuk melawan militan Daulah Islamiyah, yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, di Irak utara. Pesawat tanpa awak AS dan jet tempur laut menyerang target di dekat kota Irbil, Kurdish - lokasi yang sama dengan serangan pertama yang dilakukan Jumat 8 Agustus 2014.
Pesawat militer Amerika Serikat juga menjatuhkan bantuan kemanusiaan ke Irak, meski berada di bawah ancaman kelompok militan garis keras ISIS di Irak utara. Bantuan ini disebut-sebut yang kedua kali dikirimkan.
ISIS merupakan kelompok gerakan radikal yang dipimpin bekas salah satu ketua kelompok teroris Al Qaeda di Irak, Abu Bakr Al-Baghdadi. Hanya sedikit yang mengetahui Baghdadi. Tapi, dia diyakini lahir di Samarra, bagian utara Baghdad pada 1971.
Sebelum bergabung dengan Al Qaeda, Baghdadi merupakan anggota pemberontak di Irak setelah Negara 1001 malam itu diinvasi Amerika Serikat pada 2003. (Ali)