Liputan6.com, Jakarta - Kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sudah bulat membawa kecurangan yang diklaim ditemukannya selama Pilpres 2014 berlangsung. Berbagai aksi bernada membangun opini pun disinyalir terus dilancarkan.
Pengamat politik Adjie Alfaraby mengatakan, opini itu terus dibangun kubu Prabowo-Hatta sejak pernyataan penarikan diri dari pilpres dilakukan. Tapi, ia percaya majelis hakim Mahkamah Konstitusi tidak akan terpengaruh dengan berbagai opini yang dibangun.
"Saya melihat banyak opini yang dibangun memang sudah disampaikan dalam gugatan. Tapi saya yakin opini apa pun yang dibangun tidak terlalu berpengaruh pada MK," kata Adjie saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (9/8/2014).
Menurut Adjie, opini yang dibangun tim Prabowo-Hatta memang dilakukan terus-menerus. Mulai terus mengembuskan adanya kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif. Belum lagi bentuk aksi demontrasi yang juga dilakukan setiap setiap sidang di Gedung MK, Jakarta, berlangsung.
"Aksi ini dilakukan untuk membangun upaya pembangunan opini kalau penolakan itu kuat. Ada upaya membangun opini kalau KPU (Komisi Pemilihan Umum) memang bermasalah. Ujungnya, harapannya akan dilakukan PSU (Pemungutan Suara Ulang)," lanjut Adjie.
Begitu pula dengan kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang menjadi pihak terkait dalam sidang MK. Pihak Jokowi-JK juga mengklarifikasi atas segala tuduhan yang dilakukan pihaknya.
"Dari pihak Jokowi-JK juga melakukan hal yang sama. Melakukan klarifikasi atas tuduhan itu dan menyebut semua berjalan dengan baik," imbuh Adjie.
"Perang pembangunan opini ini saya yakin tidak akan berpengaruh pada keputusan MK. Lagi pula, kalau efeknya tidak begitu signifikan pada suara kedua capres, biasanya MK tidak akan melakukan PSU misalnya," pungkas Adjie.
Baca juga:
75 Saksi Disandingkan dalam Sidang Gugatan Pilpres Senin Depan
KPU Serahkan Penilaian Saksi Prabowo-Hatta kepada MK
Gugatan Prabowo-Hatta ke MK Dinilai Wakili Jutaan Pemilih
Advertisement