Survei SMRC: 77,9% Pemilih Nilai Pilpres 2014 Bebas dan Jujur

"Prabowo sebagai pemilih masuk dalam ‎kelompok 2,3 persen. Karena Prabowo nyatakan Pilpres berlangsung tidak jujur dan penuh kecurangan."

oleh Oscar Ferri diperbarui 10 Agu 2014, 16:47 WIB
Hanya karena satu orang yang mencoblos dua kali Pungutan ulang terpaksa dilakukan di TPS 3 Pinang Jaya, Kemiling Bandar Lampung.

Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), sebagian besar pemilih di pemilu presiden 2014 menyatakan, pilpres berlangsung bebas dan jujur. Direktur Penelitian SMRC Djayadi Hanan‎ mengatakan, dari hasil survei, responden yang menyatakan Pilpres 2014 bebas dan jujur sebanyak 77,9%.
 
Prosentase sebanyak itu terbagi dalam 48,2% mengatakan sangat bebas dan jujur, 29,7% mengatakan bebas dan jujur tapi ada sedikit permasalahan, 10,9% mengatakan secara keseluruhan pilpres bebas dan jujur tapi banyak permasalahan, 2,3% mengatakan tidak bebas dan tidak jujur.

"Sementara sebanyak 8,9% menjawab tidak tahu," kata Djayadi di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Minggu (10/8/2014)‎.

Prabowo, sambung Djayadi, sebagai pemilih masuk dalam ‎kelompok 2,3%. Karena Prabowo menyatakan Pilpres 2014 berlangsung tidak jujur dan penuh kecurangan.

"Maaf saja saya katakan, Prabowo masuk kategori 2,3% itu saya kira. Itu sah-sah saja," ujar Djayadi.

Dia menambahkan, Prabowo hanya satu dari hampir 200 juta pemilih Indonesia yang harus diperhatikan. Khususnya mereka yang masuk kelompok 2,3% yang menyatakan Pilpres 2014 tidak berlangsung bebas dan jujur.

"(Prabowo) Masuk kategori sangat minoritas. Meskipun opininya punya bobot lebih tinggi karena dia capres‎," ucap dia.

Survei ini dilakukan dengan metode multistage random sampling kepada warga Indonesia‎ yang mempunyai hak pilih, yakni yang sudah berumur 17 tahun. Jumlah responden survei yang dilakukan pada 21-26 Juli lalu ini 1.220 orang. Margin of erorr mencapai kurang lebih 2,9%.

Pemilih sendiri merupakan salah satu dari 2 kelompok yang dianggap bisa menilai kinerja demokrasi dan pelaksanaan Pilpres 2014. Kelompok pertama adalah para ahli, dan kelompok kedua pemilih

Untuk penilaian kelompok pertama, ujar Djayadi, dapat dilihat dari evaluasi berbagai ahli. Misalnya dari Freedom House.

"Indonesia dalam 10 tahun terakhir menurut Freedom House sebagai salah satu negara yang paling demokratis di Asia Tenggara dan Negara Muslim," tukas Djayadi‎. (Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya