Survei SMRC: Pernyataan Prabowo Beda dengan Aspirasi Publik

"Elite beda dengan pemilihnya sendiri," kata Djayadi.

oleh Oscar Ferri diperbarui 10 Agu 2014, 17:18 WIB
Ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Nasional menyampaikan dukungannya kepada Calon Presiden nomor urut 1 Prabowo-Hatta.

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan mengatakan, pernyataan Prabowo Subianto yang menyebut penyelenggaraan Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 tidak berjalan demokratis dan penuh kecurangan, tidak mencerminkan aspirasi publik.

Alasannya, kata Djayadi, pernyataan Prabowo berbeda dengan hasil survei yang dilakukan lembaganya, yang memperlihatkan 77,9 persen responden menyatakan Pilpres 204 telah berlangsung bebas dan jujur.

Sebelumnya, saat mengikuti sidang perdana sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi, Rabu 6 Juli 2014, Prabowo mengungkapkan,  telah terjadi praktik penyimpangan, ketidakjujuran, dan ketidakadilan yang dilakukan penyelenggara pemilu saat pilpres 9 Juli lalu.

"Prabowo juga katakan 'di Korea Utara pun tidak terjadi, mereka bikin 99 persen. Di kita (Indonesia) ada yang 100 persen. Ini luar biasa. Ini hanya terjadi di negara totaliter, fasis, komunis," ujar Djayadi mengutip pernyataan Prabowo saat menyampaikan hasil survei ‎'Kinerja Demokrasi dan Pilpres 2014, Evaluasi Pemilih Nasional' di Hotel Sari Pan Pasific Hotel, Jakarta, Minggu (10/8/2014)‎.

Yang terjadi justru sebaliknya. Sekitar 77,9 persen responden ternyata menyatakan Pilpres 2014 telah berlangsung bebas dan jujur.

Dari jumlah itu, 48,2 persen mengatakan pemilu sangat bebas dan jujur, 29,7 persen mengatakan bebas dan jujur tapi ada sedikit permasalahan, 10,9 persen mengatakan secara keseluruhan pilpres bebas dan jujur tapi banyak permasalahan, 2,3 persen mengatakan tidak bebas dan tidak jujur. Sementara 8,9 persen menjawab tidak tahu‎.

"Sikap Prabowo yang bilang ini otoriter, pemilu banyak kecurangan yang terstruktur, sistematis, masif, tidak mencerminkan suara publik. Elite beda dengan pemilihnya sendiri," kata Djayadi.

Tak hanya itu, dalam survei, SMRC juga menemukan 69 persen pemilih Indonesia merasa sangat atau cukup puas dengan pelaksanaan atau praktik demokrasi sampai hari ini. Hanya sekitar 20 persen yang merasa kurang atau tidak puas. Selebihnya mengatakan tidak tahu.

‎"Rakyat merasa sudah puas dengan demokrasi dan mayoritas mengatakan pilpres bebas dan jujur," ujar Djayadi‎.

Survei ini dilakukan dengan metode multistage random sampling. Respondennya adalah warga negara Indonesia‎ yang mempunyai hak pilih, yakni yang sudah berumur 17 tahun. Jumlah responden dalam survei yang dilakukan pada 21-26 Juli 2014 ini 1.220 orang. Margin of erorr mencapai kurang lebih 2,9 persen. (Ans)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya