Liputan6.com, Jakarta Seorang bocah berusia 2 tahun yang meninggal pada 6 Desember lalu di Desa Gueckedou, Guinea diduga terinfeksi virus ebola. Dugaan ini muncul, menurut peneliti, karena seminggu kemudian keluarganya yang terdiri dari ibu, kakak perempuan yang berusia 3 tahun, dan nenek meninggal dunia.
Mengutip laman Nytimes, Senin (11/8/2014), keluarga yang meninggal tersebut diselidiki memiliki gejala yang sama seperti demam, muntah dan diare. Tapi saat itu tidak ada yang mengetahui penyakitnya.
Tak lama dari kejadian tersebut, petugas kesehatan mengambil sampel darah untuk mengidentifikasi apakah mereka terjangkit virus. Dan seperti dugaan, beberapa orang tersebut terjangkit ebola. Meski hingga saat ini masih dilakukan penyelidikan.
Direktur RS di Guinea, Dr Kalissa N'fansoumane mengatakan, dugaan tersebut mungkin terjadi karena di desa Di Guéckédou, ebola dimulai. "Ebola telah menyebabkan kepanikan dan ketakutan."
Sebelumnya, Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Margaret Chan belum lama ini menyampaikan bahwa masalah ebola harus menjadi perhatian global karena penyebaran virusnya yang cepat.
Advertisement
Guinea pun pada Sabtu (9/8) mengumumkan bahwa mereka telah menutup akses perbatasan antara Sierra Leone dan Liberia untuk menghentikan penyebaran virus. Sejumlah dokter khawatir bahwa kematian akibat malaria, disentri dan penyakit lainnya bisa memicu Ebola karena sistem kesehatan yang lemah disana.