Liputan6.com, Washington, DC Gerak maju Daulah Islamiyah (IS, yang dulunya bernama ISIS) telah menarik minat begitu banyak warga negara dunia untuk bergabung dengan mereka.
Selain para simpatisan yang berasal baru saja berpikir untuk ikut dalam pergerakan sejenis itu, IS juga menjadi magnet kuat yang menarik kaum militan lawas dari organisasi-organisasi sejenisnya.
Advertisement
Badan-badan intelijen Amerika Serikat (AS) mulai melihat kelompok-kelompok pejuang meninggalkan sekutu-sekutu Al Qaeda di Yaman dan Afrika untuk bergabung dengan ISIS yang telah mencaplok kawasan di Irak dan Suriah, demikian dikatakan para pejabat AS.
Seperti yang dilansir dari Washington Post (9/8/2014), gerakan-gerakan itu diamati oleh para analis kontra-terorisme AS dan menjadi petunjuk yang mengkhawatirkan tentang semakin menariknya kelompok yang sekarang bernama Daulah Islamiyah itu, yang telah melindas kekuatan-kekuatan militer di kawasan itu dan sekarang berhadapan langsung dengan AS.
“Kelompok-kelompok kecil dari sejumlah sekutu Al Qaeda telah membelot ke ISIS,” kata seorang pejabat AS yang memiliki akses ke data-data intelijen rahasia. “Dan masalah ini sepertinya akan semakin parah selama ISIS terus menerus menang.”
Aliran masuk ini telah memperkuat organisasi yang sekarang ini dipandang sebagai kekuatan yang menggentarkan di Timur Tengah.
Kelompok yang berhasil mencaplok sejumlah kota di Irak melalui serangan-serangan kilat ke segala arah sedemikian rupa sehingga pasukan-pasukan keamanan yang berada di jalur geraknya selama ini tidak dapat berbuat apa-apa kecuali menghindar.
Para pejabat AS menengarai bahwa pertumbuhan IS yang mencengangkan ini dikarenakan faktor psikologis dan taktis.
Kelompok inti pejuang mereka mendapatkan keahlian selagi melawan angkatan bersenjata Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Amerika Serikat (sewaktu menduduki Irak).
Kelompok itu memanfaatkan penyergapan-penyergapan dan permintaan tebusan untuk menimbun senjata dan uang tunai.
Reputasi kebengisan mereka menyulut pembelotan besar-besaran di antara anggota pasukan keamanan Irak yang memang sudah muak dengan pemerintahan pimpinan Syiah di Baghdad. (Ein)