Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia Airlines (MAS) kini mulai melakukan langkah-langkah baru demi mempertahankan operasinya usai dihantam dua tragedi maut sejak Maret lalu. Pemerintah memutuskan untuk membeli kembali seluruh saham yang beredar di masyarakat dan memprivatisasi MAS.
Mengutip laman Bernama.com, Senin (11/8/2014), aksi privatisasi ini merupakan pilihan terbaik yang tersedia guna merestrukturisasi utang maskapai nasional Malaysia tersebut. Lembaga penelitian Malaysia, Kenanga Research mencatat, operasi penerbangan MAS akan tetap berjalan seperti biasa.
Advertisement
Meski demikian, perusahaan riset tersebut mengantisipasi adanya pengurangan jumlah tenaga kerja MAS dan penghapusan rute-rute penerbangan yang tidak menguntungkan.
"Kami menganggap bahwa tawaran pengurangan modal selektif senilai US$ 27 sen per saham oleh Khazanah pada para pemegang saham minoritas dapat berkurang," ujarnya.
Dengan begitu, Kenanga Research menyarankan para pemegang saham MAS menerima tawaran Khazanah untuk membuka jalan melakukan privatisasi. Sementara itu, Bank Investasi Hong Leong mengatakan, proyeksi MAS masih belum cukup baik mengingat maskapai tersebut terus mengalami kerugian sejak 2009.
Kinerja kuartal ke-II diprediksi semakin memburuk akibat dampak insiden hilangnya MH370 dan menurunnya jumlah penumpang. Terlebih lagi, jatuhnya MH17 membuat jumlah penumpang menurun drastis.
Menyusul aksi privatisasi, bank investasi tersebut memprediksi MAS akan menghapus sejumlah rute penerbangan dan berkonsentrasi pada jaringan domestik berjarak lebih pendek. (Sis/Nrm)