Penampakan Supermoon dari Luar Angkasa

Ratusan juta pasang mata penduduk di Bumi telah menyaksikan langsung fenomena yang hanya muncul sekali dalam satu tahun itu di langit.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Agu 2014, 14:01 WIB
Supermoon. (Daily Mail)

Liputan6.com, Moskow - Fenomena supermoon atau bulan purnama yang terlihat paling besar dan terang tengah berlangsung. Kemuculannya bisa dilihat selama dua hari mulai dari Minggu hingga Senin, 10-11 Agustus dini hari.

Ratusan juta pasang mata penduduk di Bumi telah menyaksikan langsung fenomena yang hanya muncul sekali dalam satu tahun itu di langit dari rumahnya.

Bright sight: Visitors look at an illuminated park from a new viewing platform in the 'Garden Park' in Bad Zwischenahn, Germany as a nearly full moon is seen behind

Namun kira-kira bagaimanakah penampakan supermoon di luar angkasa? Astronot Rusia, Oleg Artemyev menjawab rasa penasaran itu.

Dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, ia menangkap beberapa foto penampakan supermoon di luar orbit bumi.

foto yang kemudian diposting di akun Twitter miliknya itu memperlihatkan supermoon perlahan-lahan menghilang di balik bumi. Artemyev menyebutnya 'Moonset'.

Beautiful: The 'supermoon' was seen right outside the Earth's atmosphere

Out of this world: Russian astronaut Oleg Artemyev captured the photos of the 'supermoon'

Far out: Artemyev is currently stationed at the International Space Station

Hiding! Just a hint of the 'supermoon' is seen behind Earth

Saat supermoon, Bulan akan bersinar lebih terang 30% dari malam biasanya, dan akan bertambah 14% cahayanya ketika memasuki titik terdekat orbit bumi.

Fenomena ini dinamakan 'perigee' dan inilah tahap kedua dari rangkaian tiga tahapan supermoon. Yang pertama terjadi pada 12 Juli lalu. Sedangkan tahapan terakhir diperkirakan terjadi pada 9 September mendatang.

Namun, cahaya bulan pada hari Minggu lalu adalah yang paling terang dari ketiganya.

Memasuki masa 'perigee', Bulan berada pada jarak 31.000 km lebih dekat dari titik terjauhnya dengan planet manusia.

Fenomena supermoon sering terjadi setiap 13 bulan 18 hari, namun tidak semuanya terlihat karena bisa jadi tertutup awan atau cuaca buruk. Tahun ini, munculnya supermoon berbarengan dengan hujan meteor Perseid.

Namun, cahaya supermoon yang sangat terang di malam hari, menghalangi hujan meteor yang turun. "Cahaya bulan menghalangi kami untuk melihat meteor dengan jelas,", kata Bill Cooke, peneliti meteor di NASA seperti dikutip dari Sky News, Senin (11/8/2014).

"Tapi tidak semuanya hilang. Puing sisa komet Swift-Tuttle, yang menghasilkan Perseid berbentuk lebar sehingga kita bisa melihat penampakan bintang jatuh sebelum bulan purnama," paparnya. (Imel Pebreyanti)

Baca Juga:



Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya