Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Djoko Mulyanto mengatakan, pihaknya menggenjot perbaikan jembatan Comal akan dilakukan pada dua sisi, yaitu sisi utara dan selatan.
"Jadi sekarang yang utara itu kami bangun. Yang utara memang ada konstruksi yang sifatnya darurat untuk Lebaran kemarin," ujar Djoko usai rapat koordinasi di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2014).
Sementara untuk sisi selatan tengah dilakukan pembangunan jembatan permanen dan ditargetkan pada pertengahan Oktober sudah bisa beroperasi. Dan untuk kedua sisi diharapkan dapat selesai bersamaan pada Desember (2014).
"Jadi utara ini darurat, selatan kami sudah bangun dan Oktober selesai. Di saat yang bersamaan kami bangun yang utara, jadi kami mulai akhir Desember dua-duanya sudah beres," lanjutnya.
Djoko menjelaskan, anggaran yang diperlukan untuk perbaikan pada sisi selatan paling tidak sebesar Rp 7 miliar, atau hampir sama dengan anggaran saat perbaikan darurat saat mudik lebaran.
"Masih kami hitung sementara ini menggunakan dana darurat. Ini kan mendesak. Kemarin itu Rp 7 miliar, nanti kami hitung lagi tetapi belum direkap berapa," kata dia.
Menurut Djoko, penyebab ambruknya jembatan yang berada pada jalur pantura berawal dari banjir bandang yang terjadi pada Februari 2014 dan arus kuat saat hujan pada Juni lalu.
"Kemudian pada Juni kemarin di hulu Comal juga ada hujan deras sekali, itu khusus untuk Comal, Panturanya tidak kena tetapi Comalnya justru yang kena dan nggak tahan," kata Djoko.
Maka ke depannya setelah jembatan tersebut dibangun lebih kuat, aturan soal kendaraan yang boleh melintasi jembatan tersebut juga akan diperketat. Hal ini untuk mengurangi pontensi ambruknya jembatan tersebut.
"Jalan itu 10 ton, jembatan GPA-nya 20 ton sudah harus ikuti aturan itu. Polisi, Pemda, Masyarakat, kami harus ikuti semua. yang bisa dilewati dengan beban yang tidak boleh melebihi aturan," tandasnya. (Dny/Ahm)
Advertisement