Liputan6.com, Jakarta - Status Gunung Slamet kembali naik menjadi Siaga. Maka itu bagi warga yang tinggal di sekitar gunung agar mengosongkan radius 4 kilometer dari pusat erupsi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, potensi bahaya erupsi di radius 4 km dari pusat erupsi, menghasilkan material berukuran abu hingga lapili berukuran 1-4 cm, lontaran batu pijar, dan hujan abu lebat.
"Sedangkan material abu vulkanik dapat mencapai jarak 10 km atau lebih tergantung pada arah angin. Erupsi yang menghasilkan aliran lava dan awan panas berpotensi terjadi di radius 4 km. Direkomendasikan agar masyarakat, pendaki, dan wisatawan tidak diperkenankan beraktivitas dalam radius 4 km dari kawah," ujar Sutopo dalam pesan singkatnya, Selasa (12/8/2014).
Sutopo menjelaskan, berdasarkan pengamatan saat ini Gunug Slamet terjadi peningkatan kegempaan, suhu air panas dan secara visual teramati letusan yang mengeluarkan semburan, serta luncuran lava pijar hingga 1,5 km ke arah barat daya, yang disertai suara dentuman dari Gunung Slamet.
"Maka terhitung Selasa (12/8/2014) pukul 10:00 WIB, status Gunung Slamet dinaikkan menjadi Siaga (level III), dari sebelumnya Waspada (level II). Kenaikan status ini ditetapkan oleh PVMBG Badan Geologi, dan telah dilaporkan kepada Kepala BNPB, BPBD Jawa Tengah dan BPBD kabupaten di sekitarnya," jelas dia.
Menurut Sutopo, sejak 1-12 Agustus 2014 telah terjadi 478 kali gempa letusan atau 43 kali per hari, 5.070 kali gempa hembusan atau rata-rata 456 kejadian per hari. Suhu di mata air Sicaya juga menunjukkan peningkatan, terukur 61,7-62,3 Derajat Celsius.
Kepala BNPB Syamsul Maarif, kata Suopo, telah memerintahkan jajaran BNPB dan BPBD agar menyempurnakan rencana kontinjensi erupsi Gunung Slamet. Beberapa upaya yang sudah dilakukan BPBD Jawa Tengah adalah memerintahkan Kepala BPBD Kabupaten Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal dan Purbalingga.
"Juga mengumpulkan camat dan lurah untuk melakukan koordinasi. Stok logistik dan masker di BPBD Jateng, besok pagi akan dikirimkan ke lokasi," ujar dia.
Sutopo juga mengimbau masyarakat agar tenang dan tidak terpancing berbagai isu yang tidak jelas. Hingga saat ini belum ada pengungsi. "Meski pun dalam sejarah letusan Gunung Slamet belum pernah terjadi erupsi yang besar, namun kesiapsiagaan masyarakat dan Pemda tetap terus ditingkatkan," pungkas Sutopo.
Baca juga:
Aktivitas Meningkat, Gunung Slamet Naik Status Jadi Siaga
Lava Pijar dan Sinar Api Terlontar dari Gunung Slamet
Lava Pijar dan Sinar Api Terlontar dari Gunung Slamet
Status Gunung Slamet Naik Siaga, Radius 4 Km Dikosongkan
Menurut Sutopo, sejak 1-12 Agustus 2014 telah terjadi 478 kali gempa letusan atau 43 kali per hari.
diperbarui 12 Agu 2014, 21:28 WIBGunung Slamet terhitung 29 April meningkat statusnya dari Waspada menjadi Siaga. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ciri-ciri Mata Ikan: Kenali Gejala dan Penanganannya
Presiden Aliyev: Rusia Bersalah atas Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airlines 8234
Jangan Remehkan Postpartum Rage, Kemarahan Ibu Baru yang Tak Terkendali
Ongkos Haji 2025 Turun, BPKH Gelontorkan Nilai Manfaat Total Rp 6,83 Triliun
Infografis Program Makan Bergizi Gratis Dimulai 6 Januari 2025 dan 190 Titik Penyebaran di 26 Provinsi
7 Potret Terbaru Sunu Matta Pelantun ‘Ketahuan’, Tetap Nyanyi Meski Jadi Ustaz
Bos Honor Ungkap Alasan Comeback ke Indonesia dan Rencana Boyong 30 Produk Sepanjang 2025
Prediksi Carabao Cup Arsenal vs Newcastle United: Kepalang Tanggung Demi Tiket Final
Harga Emas Antam Hari Ini 7 Januari 2025, Lebih Murah!
Inovasi Pie Salak Zalakuy Buatan Mahasiswa UNY dan PGRI Yogyakarta
David Bayu Setia Dampingi Putrinya, Audrey Davis, dalam Kasus Video Syur
10 Nama Bangun Datar, Memahami Bentuk Geometri Dasar dengan Mudah