Perempuan Iran Jadi Matematikawan Muda Paling Cerdas Sedunia

Ia menjadi kaum hawa pertama di dunia yang berhasil memenangkan penghargaan matematika paling bergengsi, Fields Medal.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Agu 2014, 15:36 WIB
Ia menjadi kaum hawa pertama di dunia yang berhasil memenangkan penghargaan matematika paling bergengsi, Fields Medal.

Liputan6.com, California - Perempuan asal Iran bernama Maryam Mirzakhani berhasil mengukir sejarah baru. Ia menjadi kaum hawa pertama di dunia yang berhasil menyabet penghargaan matematika paling bergengsi, Fields Medal yang gengsinya setara Nobel.

Seperti dimuat The Guardian, Rabu (13/8/2014), guru besar matematika di Universitas Stanford, California itu menerima penghargaan bergengsi itu di Seoul, Korea Selatan pada Rabu pagi.

Matematikawan cerdas itu memenangkan kategori bakat luar biasa di bawah usia 40 tahun dari International Mathematical Union. Hadiah senilai 15.000 dolar Kanada atau sekitar Rp 160 juta pun berhak diterimanya.

Wanita 31 tahun ini merupakan salah satu dari 4 kandidat penerima Fields Medal pada acara Kongres Matematika Internasional. Tiga kandidat lainnya adalah Martin Hairer, seorang pengajar Austria di Warwick University, Manjul Bhargava dari Princeton University di Amerika Serikat, dan Artur Avila, peneliti di Institute of Mathematics of Jussieu di Paris, Prancis.

Sejak penghargaan Fields Medal pertama pada tahun 1936, telah ada 56 nama yang memenangkan kompetisi ini. Mirzakhani adalah satu-satunya wanita.

Situs resmi Universitas Stanford menuliskan bahwa Mirzakhani mengungkapkan kebahagiaannya atas kehormatan besar yang ia terima. Perempuan berambut pendek juga berharap mampu memberi semangat dan dorongan kepada matematikawan muda wanita lainnya. Ia yakin akan ada lebih banyak kaum hawa lainnya yang mampu memenangkan penghargaan ini di tahun-tahun mendatang.

Banyak kalangan yang memberi ucapan selamat kepada Mirkhazani, terutama sesama kalangan matematikawan.

"Saya senang pada hari ini. Perempuan telah banyak memberikan kontribusi pada bidang matematika di level tertinggi, namun fakta ini masih banyak belum dilihat oleh masyarakat," ucap Sir Tim Gowers, peraih Fields Medal matematika dari Universitas Cambridge.

"Saya berharap perempuan pertama peraih Fields Medal ini akan banyak memunculkan wanita-wanita lainnya, sekaligus mematahkan mitos tentang perempuan dan matematika. Mungkin para perempuan muda dapat menjadikan penelitian di bidang matematika sebagai karirnya nanti," tambah Sir Tim Gowers.

"Ini adalah saat yang luar biasa. Marie Curie memperoleh penghargaan Nobel Fisika dan Kimia pada awal Abad ke-20, tetapi untuk matematika ini adalah pertama kalinya seorang wanita memenangkan penghargaan bergengsi. Ini adalah perayaan bagi semua perempuan," ungkap Vice President International Mathematics Union, Christiane Rousseau.

Lahir dan dibesarkan di Iran, Mirzakhani menyelesaikan gelar doktor-nya di Harvard pada tahun 2004. Tesis yang dibuatnya adalah mengenai bagaimana cara menghitung volume ruang modulus dengan Teori Weil-Petersson. Minat penelitiannya mencakup Teori Teichmuller, geometri hiperbolik, Teori Ergodik dan simpletis geometri. Saat ini ia mengajar tentang struktur dan deformasi permukaan geometris pada murid-muridnya di Standford.

"Saya tidak pernah terpikir akan melanjutkan pendidikan saya di bidang matematika selepas SMA," katanya dalam wawancara di Universitas Oxford pada tahun 2008. "Saya bermimpi menjadi penulis," ungkap dia.

Ketika ditanya nasihatnya untuk orang-orang yang tertarik pada matematika, Mirzakhani mengatakan, "Ini pertanyaan sulit. Saya tidak berpikir bahwa setiap orang harus menjadi matematikawan. Saya tahu banyak di antara mereka yang menganggap matematika susah. Saya pernah mendapat nilai jelek ketika SMA. Saya hanya tidak memikirkannya."

"Tanpa ketertarikan akan matematika, semua seakan sia-sia. Keindahan dari matematika hanya akan terwujud bagi mereka yang tekun mempelajarinya," tutup Mirzakhani. (Imelia Pebreyanti/Ein)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya