Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah berupaya agar proposal keringanan pembayaran obligasi sekitar US$ 375 juta dapat disetujui pemegang obligasi konversi.
Direktur PT Bumi Resources Tbk, Dileep Srivastava mengatakan, permohonan persetujuan keringanan pembayaran obligasi dilakukan sejak 7 Agustus 2014 kepada pemegang obligasi konversi. Perseroan hanya membutuhkan persetujuan dari pemegang obligasi konversi untuk memperoleh persyaratan kuorum dan mendapatkan persetujuan perpanjangan jatuh tempo obligasi konversi hingga April 2018.
Advertisement
Selain itu, perseroan melakukan conference call global dengan para pemegang obligasi pada 11 Agustus 2014. Hal itu sebagai usaha perseroan untuk mencapai kesepakatan secara prinsip untuk memperpanjang jatuh tempo obligasi konversi.
Perseroan akan mengadakan rapat pemegang obligasi pada 22 Agustus 2014 untuk meminta keringanan pembayaran obligasi. Kuorum kehadiran yang dipersyaratkan ada 66,7 persen dari keseluruhan jumlah pemegang obligasi. Adapun kuorum untuk mengeluarkan keputusan setuju adalah 75 persen.
"Perseroan telah memperoleh seluruh persetujuan kreditor lain yang dipersyaratkan. Persetujuan pemegang obligasi tahun 2016 dan 2017 telah diperoleh pada Desember 2013, dan dari para kreditor lain sebelum dimulainya proses permohonan persetujuan," kata Dileep dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (13/8/2014).
Menurut Dileep, perseroan telah berhubungan dengan komite pemegang obligasi yang mewakili minimum 30 persen pemegang obligasi konversi. Penasihat yang ditunjuk adalah Molies.
"Komite itu telah menyepakati untuk mendukung usulan dan juga telah merekomendasikan pemegang obligasi yang lain untuk dapat memberikan dukungan. Saat ini, hasil pemungutan suara belum diterima oleh Trustee atas usulan itu," kata Dileep.
Pada 5 Agustus 2009, perseroan melalui Enercoal Resources Pte Ltd menerbitkan obligasi konversi yang dijamin US$ 375 juta dengan suku bunga 9,25 persen. Credit Suisse Ltd bertindak sebagai placement agent tunggal.
Obligasi ini jatuh tempo pada 5 Agustus 2014, dan merupakan obligasi yang awalnya dapat dikonversi menjadi saham biasa perusahaan dengan nilai Rp 3.366,90 per saham. Harga konversi ini dapat berubah tergantung pada penyesuaian yang dilakukan sehubungan dengan perubahan nilai nominal saham, konsolidasi atau reklasifikasi saham, kapitalisasi laba, distribusi modal, penawaran umum terbatas.
Akan tetapi hingga 5 Agustus 2014, perseroan belum dapat membayar obligasi tersebut. Hasil penerbitan obligasi konversi ini digunakan perusahaan untuk mendanai equity swap sebesar US$ 115 juta, dan premi atas transaksi capped call sebesar US$ 51,28 juta. Sisanya digunakan untuk keperluan umum perusahaan. (Ahm/))