Pemangkasan Solar Beratkan Nelayan di Tiga Pulau

Kementerian Kelautan dan Kelautan menyatakan keberatan terhadap pemangkasan jatah BBM jenis solar untuk nelayan sebanyak 20 persen.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 13 Agu 2014, 19:45 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Kelautan menyatakan keberatan terhadap pemangkasan alokasi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar untuk nelayan sebanyak 20 persen secara nasional.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan, pemangkasan tersebut akan sangat berdampak, terlebih untuk wilayah Indonesia bagian Barat seperti Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.

"Justru di Barat kurang, industri yang ada di Barat ini yang mesti dipentingkan. Kalau sampai terjadi apa-apa. Industri tidak dapat pasokan. Para nelayan tidak bisa melaut," kata dia, Jakarta, Rabu (13/8/2014).

Dia menerangkan, kondisi ini berbeda dengan di wilayah Timur. Terangnya, untuk mendapatkan ikan para nelayan di wilayah Barat mesti melaut sejauh 100-150 mil untuk mendapatkan ikan. Sementara untuk Timur, dengan jarak 5-10 mil mampu memperoleh ikan.

"Itu mengapa saya berikan kapal 30 GT. Karena mereka melaut harus 100-150 mil. Kalau Timur 5-10 mil sudah dapat ikan," lanjutnya.

Maka agar tidak terlalu memberatkan, pihaknya meminta agar pemangkasan tersebut dikurangi menjadi 4,17 persen secara nasional. "Saya minta tetap sama, saya tidak mau ini kurang," ungkap dia.

Tak hanya itu, dia juga menyarankan agar pasokan solar terjaga akan bekerja sama dengan Pertamina melakukan pengontrolan dengan cara mendaftarkan kapal-kapal nelayan. "Jadi kita tahu pemakaian BBM ," tukasnya. (Amd/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya