Liputan6.com, Baghdad - Keberadaan militan Negara Islam ISIS di Irak bagian utara kian mengkhawatirkan. Pemerintah Prancis pun mengirim bantuan berupa senjata ke pasukan Kurdi di Irak untuk membantu mereka memerangi kelompok tersebut.
Kelompok militan itu dilaporkan menguasai banyak wilayah di Irak utara dan barat, dengan sedikit perlawanan dari militer Irak.
Advertisement
Dilansir dari VOA News, Kamis (14/8/2014), kantor Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan senjata-senjata itu dikirimkan dalam hitungan jam dengan koordinasi pemerintah Irak.
Presiden wilayah otonomi Kurdi di Irak Massoud Barzani juga meminta masyarakat internasional untuk membantu memerangi militan. Pada Selasa Selasa 12 Agustus, Uni Eropa gagal menyepakati persetujuan untuk menyuplai senjata, namun mengatakan negara-negara bebas membuat kesepakatan dengan Irak untuk memberikan bantuan.
Sebelumnya Amerika Serikat telah mengerahkan 130 anggota militer ke Irak utara, untuk membantu mencari cara menolong para pengungsi Irak yang terperangkap di pegunungan akibat keberadaan ISIS yang akan membunuh mereka.
Perdana Menteri Irak Al-Maliki yang berkuasa saat ini mengatakan, ia tidak akan menyerahkan kekuasaan sampai pengadilan federal mengeluarkan keputusan mengenai tindakan Presiden Fouad Massoum menunjuk Haider al-Abadi mengambil alih jabatannya.
Dalam pidato mingguannya pada Rabu 13 Agustus, Al-Maliki mengatakan keputusan untuk menggantikan dirinya tersebut melanggar konstitusi. (Sss)