Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Sutarman memerintahkan jajarannya untuk mengejar teroris kelas wahid Santoso, berikut jaringannya. Menurut Sutarman, mereka telah berbaiat ke kelompok garis keras Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"Mereka yang mendukung Santoso selama ini menyatakan diri berbaiat pada ISIS. Oleh karenanya ini menjadi target dan harus dikejar terus, termasuk kaki dan tangannya," tegas Sutarman di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Kamis (14/8/2014).
Sutarman mengungkapkan akan melakukan langkah-langkah tertentu untuk mencegah keberadaan garis keras tersebut. Salah satunya menghentikan pengiriman logistik kepada Santoso.
"Kita sudah melakukan langkah-langkah untuk mencegah dan menyetop logistik ke Santoso, baik logistik yang diperoleh dengan cara merampok yang sudah pernah ditangkap, ini bisa diikuti terus," ujar Sutarman.
Sebelumnya Polri telah menangkap 7 orang yang diduga mendukung kelompok Santoso di Desa Cilopodang, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. Menurut Sutarman, ke-7 orang itu dapat dikenakan pasal teroris. "Karena ini terkait dengan teroris dan mendukung kelompok Santoso."
Namun Sutarman belum mengetahui apakah 7 warga yang diringkus pada Selasa 12 Agustus lalu, telah dibebaskan. Dia hanya mengatakan, sejak kelompok itu ditangkap langsung ditahan selama sepekan untuk di proses hukum.
"Mereka ditahan dan porses pemeriksaan selama 6 hari," ujar dia.
Sutarman menjelaskan, penangkapan 7 orang itu karena dikhawatirkan mempengaruhi kegiatan terorisme. Sebelumnya, mereka diketahui menjenguk narapidana kasus terorisme di LP Nusakambangan.
"Di Nusakambangan kan ada beberapa pelaku (teror) yang ditahan di sana, dan pelaku ini termasuk pelaku lain, walaupun dalam tahanan masih bisa mempengaruhi kegiatan-kegiatan sesuai kemauan kelompok ini," tandas Sutarman.
Baca juga:
Advertisement
Polisi Sebut Saat Penangkapan 3 Terduga Teroris Ada Bendera ISIS
Antisipasi ISIS, Anggota Intelijen Disebar ke Seluruh Pelosok
(Sss)