Abraham Samad: Kalau Jadi Menteri, Siapa yang Tangkap Presiden?

Abraham beralasan ogah menjadi menteri karena masih banyak orang lain yang pantas menduduki kursi dalam kabinet pemerintahan mendatang.

oleh Fajar Abrori diperbarui 14 Agu 2014, 16:08 WIB
Capres dari PDIP Joko Widodo bertemu dengan Ketua KPK Abraham Samad di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Pertemuan itu terjadi secara tidak sengaja saat keduanya hendak meninggalkan kota 'gudeg' itu. (Herman Zakharia/Liputan6.com)

Liputan6.com, Solo - Nama Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad ramai digadang-gadang masuk dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Posisi yang dianggap tepat untuk pria asal Makassar, Sulawesi Selatan, itu antara lain Menteri Dalam Negeri dan Jaksa Agung.

Namun, Abraham mengaku tidak tertarik untuk menduduki kursi menteri dan menegaskan masih betah memimpin lembaga antikorupsi tersebut.

"Biarkanlah Abraham itu menjadi Ketua KPK supaya bisa menangkap menteri dan presiden. Kalau Abraham jadi menteri nanti siapa yang menangkap menteri dan presiden?" kata dia disela-sela seminar nasional di Auditorium UNS, Solo, Kamis (14/8/2014).

Dia juga mengungkapkan sama sekali tidak ada kompetensi untuk menjadi menteri, seperti untuk posisi Menteri Dalam Negeri. Untuk itu, Abraham meminta supaya tetap diperbolehkan menyelesaikan tugasnya sebagai Ketua KPK.

"Biarkanlah saya di sini (KPK) dulu. Saya ingin berkonsentrasi menyelesaikan tugas saya sebagai Ketua KPK hingga tahun 2015, bulan 12, tanggal 17," tegas dia.

Dia juga beralasan ogah menjadi menteri karena masih banyak orang lain yang pantas ditunjuk menduduki kursi dalam kabinet pemerintahan mendatang. "Janganlah kita berandai-andai ya, yang jelas saya ingin menyelesaikan tugas saya di KPK," tandas Abraham. (Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya