Liputan6.com, Jakarta - Wildan Mukhollad tewas karena menjadi pelaku bom bunuh diri saat bergabung dengan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). Kabar kematian pria asal Lamongan, Jawa Timur di Suriah ini sampai ke Indonesia pada 14 Februari 2014.
Keluarga kaget mendengar kabar tersebut termasuk sang ibundanya Fadilah. Kakak Wildan, Muhammad In'am menuturkan sang ibu hanya bisa menangis tanpa tahu harus berbuat apa.
"Pertama (dengar kabar kematian Wildan) shock juga, nangis," ungkap In'am saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (14/8/2014).
Sebagai anak tertua, In'am tetap merasa memiliki tanggung jawan atas keberlangsungan keluarga meski Wildan telah pergi. Dia terus berusaha menenangkan sang ibu hingga kondisi berangsur normal.
Advertisement
"Sebagai anak tertua ya kita tanggung jawab keluarga. Apalagi bapak sudah meninggal 2 tahun lalu. Paling tidak buat meredam lah," tutur In'am.
In'am berharap, pemerintah segera bertindak untuk menekan pergerakan ISIS di Indonesia. Jangan sampai jaringan ini meluas dan membahayakan Indonesia.
"Saya sendiri tidak suka radikal seperti itu. Jadi saya minta pemerintah melakukan tindakan persuasif. Datang ke mereka-mereka, dialog, ke keluarga juga seperti itu. Karena saya khawatir ISIS kayak Al Qaeda dan bikin masalah di Indonesia," tandas In'am.
Wildan diketahui menjadi martir ISIS setelah Kapolri Jenderal Polisi Sutarman mengungkapkan, 56 WNI berada di Suriah dan menjadi pendukung ISIS. Di antara mereka, 4 orang diketahui tewas dan ada yang menjadi eksekutor bom bunuh diri. (Mut)
Baca juga:
Wasiat Wildan 'Pengantin' Bom ISIS untuk Keluarga
Wildan si Pengantin Bom ISIS Pernah Mondok di Pesantren Amrozi
WNI 'Pengantin' Bom ISIS di Suriah Bernama Wildan Asal Lamongan