SBY Sampaikan Pidato Terakhir terkait Nota Keuangan Hari Ini

Penyampaian RAPBN 2015 sesuai dengan amanat Revisi Undang-undang (UU) Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Agu 2014, 07:44 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Dua hari menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menyampaikan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) serta nota keuangan Tahun Anggaran 2015 di Sidang Paripurna DPR pada hari ini (15/8).

SBY dijadwalkan membuka agenda penting ini dengan pidato kenegaraan pada pukul 09.00 WIB di gedung DPR, Jakarta. Pidato tersebut akan dilakukan di hadapan seluruh menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II dan seluruh anggota DPR.

Pidato nota keuangan tersebut menjadi pidato terakhir SBY di akhir masa pemerintahannya. Mengutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet (Setkab), APBN 2015 akan dijalankan oleh Presiden dan kabinet baru.

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah mengatakan, penyampaian RAPBN 2015 sesuai dengan amanat Revisi Undang-undang (UU) Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD.

Dalam UU ini, salah satu bagian pasalnya menjelaskan bahwa Presiden mengajukan Rancangan UU APBN disertai nota keuangan dan dokumen pendukungnya kepada DPR pada Agustus tahun sebelumnya. Penyampaian pidato ini di depan sidang Paripurna DPR.

Setelah agenda Presiden tuntas, selanjutnya adalah paparan dari Menteri Keuangan Chatib Basri dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) mengenai RAPBN 2015 kepada para awak media pada pukul 17.00 WIB di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta.

"Setelah pidato kenegaraan Presiden, dilanjutkan konferensi pers terkait RAPBN dan nota keuangan 2015 pukul 5 sore di kantor DJP. Sekalian kita akan umumkan revisi tax holiday," cetus CT.

Badan Anggaran DPR menyetujui usulan asumsi makro RAPBN tahun 2015. Untuk pertumbuhan ekonomi, Banggar setuju target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen-6 persen. Selain itu, ada target inflasi sebesar 3,5 persen-5 persen dengan nilai tukar rupiah pada kisaran Rp 11.500-Rp 12.100 per dolar AS.

Asumsi suku bunga SPN tiga bulan disepakati 6 persen-6,5 persen, harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) dikisaran US$ 96-US$ 110 per barel. Sedangkan target lifting minyak disepakati berada pada 830 ribu barel-900 ribu barel per hari. (Fik/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya