Liputan6.com, Indian Model biasanya selalu identik dengan kulit halus dan wajah yang cantik. Namun hal ini tidak dilakukan oleh ketiga wanita asal Indian ini. Sempat mengalami masa kelam karena menjadi korban penyerangan dalam sebuah perang di Indian tak menyurutkan hati mereka untuk tampil dihadapan publik dalam sebuah sesi foto fesyen.
Advertisement
Dilansir dari Huffington Post, Jumat (15/8/2014), Rupa merupakan seorang perancang busana yang baru berusia 22 tahun. Bersama dengan kedua sahabatnya Rita dan Laxmi mereka adalah orang-orang beruntung yang selamat dalam penyerangan air keras tersebut. Tanpa ragu-ragu, ketiga wanita ini tampil dihadapat publik dengan berlenggak-lenggok di depan kamera dengan menggunakan busana rancangan dari Rupa.
Tetap Percaya Diri
Dengan dibantu oleh fotografer kenamaan, Rahul Sahara Rupa dan kedua sahabatnya ingin menunjukkan bahwa mereka tidak malu dengan keadaan yang mereka hadapi saat ini. Dan publik harus mengetahui bahwa inilah nasib korban dari sebuah penyerangan.
"Model tidak harus putih ataupun hitam. Tak perlu cantik sekalipun. Jika mereka memiliki hati nurani yang luar biasa, maka hasil foto yang didapatkan akan lebih terlihat jujur dan apa adanya," ujar Rahul.
Advertisement
Disiram Air Keras
Rupa memiliki masa lalu yang cukup kelam. Saat dirinya berusia enam tahun, sang ibu menyiramkan wajahnya dengan zat kimia sehingga membuat wajahnya hancur. Namun insiden ini diakui Rupa telah merubah hidupnya menjadi lebih tegar dan sukses. Sang ibu pun kini mendekam di jeruji besi selama 18 tahun untuk membayar segala tindakan kejinya.
"Saya selalu ingin menjadi seorang desainer kenamaan. Namun saat penyerangan yang dilakukan oleh ibu saya, mimpi ini sempat terhenti. Aku sangat malu dengan kondisi wajahku, terkadang aku menutupinya dengan syal. Namun hal ini lama kelamaan aku tinggalkan. Aku mulai percaya diri dan mulai merancang busana sesuai dengan mimpiku saat kecil," tutur Rupa.
Tetap Bekerja dan Berkarya
Saat ini, Rupa sudah mulai memiliki penghasilan dari jerih payahnya. Bahkan ia sudah membangun sebuah butik. Di sanalah ia bekerja dan berkarya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Perempuan yang kini bekerja sama dengan badan amal yang bertajuk Stop Acid Attacks ini ingin membantu para korban yang mengalami hal yang sama dengan dirinya. Mulai dari membangun rasa percaya diri korban hingga membuatnya diterima di masyarakat. (Cyn/Ars)
Advertisement