Liputan6.com, Riau - Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) menetapkan Provinsi Riau dalam kondisi darurat keselamatan anak, menyusul maraknya kasus kekerasan terhadap anak. Anak-anak di Riau menjadi korban penganiayaan, pelecehan seksual, bahkan sebagian meregang nyawa dalam kasus mutilasi.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (15/8/2014), rentetan kekerasan dan pembunuhan terhadap anak-anak di Provinsi Riau, Komnas PA mengunjungi keluarga korban pembunuhan berantai di Kabupaten Siak, Riau.
Di Desa Bunut, Kecamatan Tualang, rombongan Komnas PA berdialog dengan salah satu keluarga korban. Masalah ekonomi, sosial, pendidikan dan terbatasnya informasi menjadi sejumlah faktor yang menyebabkan anak-anak terkadang tidak diawasi secara lebih menyeluruh.
Hampir seluruh korban kekerasan seksual, pembunuhan hingga mutilasi berasal dari keluarga yang ekonominya kekurangan. Kedua orangtua sering meninggalkan anak untuk mencari nafkah.
Seperti diberitakan sebelumnya, para pelaku pembunuhan mutilasi berjumlah 4 orang dinilai sangat sadis. Seolah tak punya nurani, para tersangka menganiaya ke-7 bocah, menyodomi dan memutilasi bocah tak berdosa.
Tidak hanya kali ini, sebelumnya Riau juga menjadi sorotan dalam kasus pelecehan seksual terhadap anak dan kasus orangtua menyiksa anaknya di Kabupaten Kampar.
Komnas PA pun mengimbau Pemerintah Daerah Riau mencari solusi dan segera merealisasikan program perlindungan anak. Jika program tersebut tidak segera dilakukan, dikhawatirkan kasus serupa akan kembali berulang. (Yus)
Baca juga:
Otak Pelaku Mutilasi Riau Dinilai Anak Cerdas
Advertisement
Polisi Periksa 3 Penjual Tuak yang Diduga Beli Daging Mutilasi
Keluarga Korban Mutilasi di Riau Cemas Menunggu Hasil Tes DNA
Komnas PA