Liputan6.com, Jakarta Virus ebola bukan hanya menjadi kekhawatiran global tapi juga Indonesia. Apalagi mengingat musim haji yang semakin dekat. Banyaknya jemaah haji di Arab Saudi bisa jadi memungkinkan virus ebola masuk Indonesia terbawa saat pulang.
Meski begitu, Kepala Balitbangkes Tjandra Yoga Aditama mengatakan, calon jemaah haji Indonesia tidak perlu khawatir tertular ebola karena Pemerintah Arab Saudi telah menutup akses dan membatasi visa dari Afrika.
Advertisement
"Ada alasan mengapa ebola tidak perlu dikhawatirkan oleh calon jemaah haji Indonesia karena selain telah mengangguhkan visa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meminta ketiga negara epidemi yaitu Liberia, Sierra Leonne, Guinea untuk melakukan exit screening," kata Tjandra di Pusat Biomedik, ditulis Jumat (15/8/2014).
Selain itu, Tjandra mengingatkan bahwa penularan ebola jauh berbeda dengan Sindrom Pernapasan Akut Timur Tengah (MERS). "Kalau MERS, penularannya melalui udara. Artinya ngobrol saja bisa ketularan, tapi kalau ebola, kemungkinan naik pesawat saja kecil. Sering kita lihat mereka tergeletak di jalan dan tidak ada yang mau peduli. Sehingga kemungkinan kecil korban ebola bisa naik pesawat," jelasnya.
Sejauh ini, data 9 Agustus 2014 menunjukkan bahwa sudah ada 1848 kasus Ebola di 4 negara Afrika, 1013 diantaranya meninggal dunia. Untuk negara-negara di dunia (seperti Indonesia) yang bukan negara terjangkit Ebola, dan bukan negara berbatasan langsung dengan episenter Ebola, WHO menganjurkan agar tidak melakukan pelarangan total perjalanan dan perdagangan ke negara terjangkit.
Bagi warga negara yang karena hal tertentu harus bepergian ke negara berisiko maka WHO menganjurkan agar harus diberi penjelasan yang lengkap dan menyeluruh tentang penyakit ebola dan pencegahannya.