Liputan6.com, Jakarta - Sektor pariwisata saat ini dinilai kian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Bahkan, pengembangan sektor ini diyakini sebagai cara yang paling cepat dalam mensejahterakan rakyat.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar mengatakan, hal ini karena sektor tersebut cepat mendatangkan uang. Dengan multiflier effect ditimbulkan oleh sektor ini membuat rakyat akan makin cepat sejahtera. Dia menjelaskan, pariwisata melibatkan banyak orang dari beragam latar belakang keahlian yang berbeda.
"Itulah mengapa, sektor pariwisata banyak menyerap tenaga kerja. Tahun 2013, sektor ini mampu menyerap 10,13 juta tenaga kerja atau 8,89 persen dari total angka tenaga kerja secara nasional," ujar Sapta di Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Menurut Sapta, hingga akhir tahun lalu, sektor pariwisata merupakan penyumbang devisa terbesar, di luar migas dan tambang, yakni US$ 9,1 miliar. Sementara itu, pada waktu yang sama secara nasional, wisatawan nusantara (wisnus) telah membelanjakan uangnya hingga Rp 176,32 triliun.
Selain itu, sektor ini juga dinilai mampu menumbuhkan ekonomi kreatif sebesar 5,76 persen atau di atas laju pertumbuhan PDB secara nasional, yakni 5,74 persen. Sektor ekonomi kreatif mampu menyerap 11,8 juta tenaga kerja atau 10,72 persen dari total tenaga kerja secara nasional.
"Persentase penyerapan tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif ini menduduki urutan keempat setelah sektor pertanian, peternakan dan kehutanan sebesar 33,58 persen perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,84 persen dan jasa-jasa sebesar 14,90 persen," lanjutnya.
Sapta menyatakan, begitu banyaknya potensi wisata Indonesia yang dapat dikembangkan, maka tidak ada alasan lagi untuk tidak menjadikan sektor ini sebagai strategi yang tepat dan cara cepat dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Indonesia ini sangat kaya tempat wisata, baik wisata budaya maupun wisata alam yang tersebar di lebih dari 16 ribu pulau," tegasnya.
Selain masalah visi, perlu pengembangan kualitas produk wisata, peningkatan layanan terhadap wisatawan, pembenahan dan pengembangan infrastruktur wisata yang dapat menunjang kemudahan dalam peningkatan jumlah wisatawan.
"Dan yang terpenting lagi perlu mengintegrasikan pariwisata sebagai bagian dari perekonomian penting nasional. Diperlukan strong policy, agar pengembangan pariwisata lebih optimal," tandas dia. (Dny/Ahm)
Advertisement