Babak Belur di HBT, Masih Bisakah Timnas U-19 ke Piala Dunia?

Performa Timnas U-19 jauh dari kata memuaskan selama HBT 2014.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 17 Agu 2014, 10:08 WIB
Dari line up pemain, Timnas U-19 tanpa Evan Dimas, Ravi Murdianto, Ilham Udin Armayn, dan Muhammad Hargianto.

Liputan6.com, Jakarta: Mimpi masyarakat Indonesia untuk melihat timnas tampil di Piala Dunia mulai pudar. Hal itu dikarenakan performa buruk yang diperlihatkan Timnas Indonesia U-19 di Hassanal Bolkiah Trophy (HBT).

Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan mulai menghidupkan asa masyarakat Indonesia yang ingin melihat negaranya mengangkat sebuah trofi bergengsi di kompetisi sepak bola. Asa itu terlihat setelah Timnas U-19 menjadi juara Piala AFF U-19 di Sidoarjo pada tahun 2013.

Masih di tahun yang sama, Garuda Jaya juga sukses membuat masyarakat bangga dengan meloloskan Indonesia ke putaran final Piala AFC U-19. Hebatnya lagi, Timnas U-19 menghajar sang juara bertahan, Korea Selatan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.

Lolos ke Piala AFC U-19 membuat PSSI dan Badan Tim Nasional (BTN) menargetkan tampil di putaran final Piala Dunia U-20 pada tahun 2015 di Selandia Baru. Untuk tampil di Piala Dunia U-20, Timnas U-19 harus melangkah hingga babak semifinal di Piala AFC U-19. Tak hanya itu saja, kontrak sang pelatih, Indra Sjafri pun di perpanjang hingga Oktober 2015.


Program ke Piala Dunia

Indra Sjafri (bola.liputan6.com)

Program pemusatan latihan dan uji coba untuk menggapai mimpi tampil di Selandia Baru pun direncanakan. Mulai dari Tur Nusantara, hingga Tur Timur Tengah.

Dalam Tur Nusantara, pasukan Indra Sjafri tak pernah menelan kekalahan. Rinciannya, sembilan kali meraih kemenangan dan empat hasil seri. Pada Tur Timur Tengah, PSSI dan BTN mengagendakan lima pertandingan, tiga diantaranya meraih kemenangan. Timnas U-19 kalah 1-2 dari Oman dan imbang 2-2 dari klub lokal Al Shabab Al Arabi.

Hanya menelan satu kali kekalahan dalam Tur Nusantara dan Timur Tengah, performa Timnas U-19 mulai kendur saat menghadapi Myanmar di Jakarta. Dalam dua kali latih tanding melawan Myanmar, Indonesia imbang 1-1 pada 5 Mei 2014 dan kalah 2-1 dari Myanmar, 7 May 2014.

Melihat mulai kendurnya penampilan Garuda Jaya, PSSI dan BTN menggagendakan Tur Nusantara Jilid II pada bulan Juni hingga Juli 2014.  Dari sembilan pertandingan, Timnas U-19 berhasil mengantongi tujuh kemenangan. Dua hasil lainnya berakhir imbang.

Kehebatan Garuda Jaya saat melakukan pemusatan latihan sempat menjadi buah bibir calon lawannya di Piala AFC. Bahkan, Indra Sjafri pernah mengatakan, Jepang sampai keringatan melihat permainan anak asuhnya.

"Saya melihat beberapa berita. Kemudian menyimpulkan kalau Jepang saja mulai berkeringat memikirkan kami," tegas pria asal Padang, Sumatera Barat, tiga bulan lalu.


Hancur di HBT 2014

Timnas Indonesia U-19 vs Myanmar U-19 (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Pada bulan Agustus 2014, Garuda Jaya mengikuti Turnamen HBT di Brunei Darussalam. Sebagai catatan, Timnas U-19 merupakan juara di ajang sebelumnya yakni Piala AFF U-19.

Dengan status sebagai juara bertahan dan catatan membanggakan selama pemusatan latihan, performa Timnas U-19 malah di bawah kata memuaskan. Garuda Jaya dipaksa bermain tanpa gol melawan Malaysia (8/8/2014).

Ironisnya, setelah bermain imbang, Garuda Jaya malah babak belur di tiga pertandingan. Timnas U-19 dihancurkan Brunei dan Vietnam dengan skor yang sama 3-1. Bahkan, Evan Dimas Cs harus menelan pil pahit setelah kalah dari tim terlemah di HBT, Kamboja.

Kekalahan itu mungkin disebabkan karena kurangnya variasi serangan dalam permainan. Selama ini, Timnas U-19 mengandalkan Evan Dimas sebagai motor serangan. Permainan dari lini sayap yang biasa diperagakan Ilham Udin dan Maldini Pali sudah terbaca lawan.

Lawan seolah membiarkan para pemain Timnas U-19 memainkan bola dan menungu celah untuk melancarkan serangan. Lawan juga sepertinya sudah tahu kelemahan Garuda Jaya, yakni pertahanan yang rapuh. Timnas U-19 yang terbiasa menguasai permainan dengan memperagakan bola-bola pendek belum terlatih untuk mengantisipasi serangan balik dan tendangan jarak jauh.

Catatan buruk dibuat oleh kiper Timnas U-19, Ravi Murdianto. Pria yang dianggap tim pelatih sebagai kiper terhebat di dalam skuat malah kebobolan empat gol dari tendangan jarak jauh selama HBT 2014.

Lalu dengan tersisa dua bulan sebelum Piala AFC U-19 dimulai, akankah ada perubahan dari Indra Sjafri? Masih adakah harapan Indonesia untuk tampil di Piala Dunia U-20?

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya