Novela: 1 Orang 1 Suara, Sistem Noken Jangan Jadi Kepentingan

Novela Nawipa meyakini orang Papua juga mampu menerapkan sistem demokrasi dan memilih sesuai hati nuraninya.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 18 Agu 2014, 15:49 WIB
(Liputan6.com/Johan Tallo )

Liputan6.com, Jakarta - Politisi wanita yang sedang naik daun asal Paniai, Papua, Novela Nawipa memiliki keinginan agar sistem noken dihapuskan. Ia juga meyakini orang Papua juga mampu menerapkan sistem demokrasi dan memilih sesuai hati nuraninya.

"1 Hal yang ingin saya sampaikan, proses pemilu harus berjalan. 1 Orang 1 suara, jangan sistem noken atau ikat jadi kepentingan orang tertentu. Mekanisme harus ada sesuai undang-undang," ungkap Novela di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin (18/8/2014).

Novela mengatakan, dirinya mewakili teman dari Papua berharap pemilu mendatang Undang-Undang bisa dijalankan sebagaimana mestinya. Ia juga menuturkan negara sanggup dan memiliki dana untuk sosialisasi pemilu.

"Dana itu ada uuntuk sosialisasi supaya kami tahu kalau kami bagian negara ini. Kebenaran bisa dibungkam, tapi tak bisa ditiadakan siapa pun juga. Bicara kebenaran pasti banyak tantangan, orang tidak suka. Sudah saatnya tabir itu dibuka," tutur dia.

"Mewakili teman dari ujung Timur Papua yang tergabung dengan NKRI. Apa pun hasilnya, itu ada proses. Proses harus jalan dengan baik. Negara kita diatur UU, kenapa nggak dilakukan sesuai UU," tandas Novela.

Sejatinya noken adalah tas buatan perempuan di Papua. Tas tradisional ini memiliki simbol kehidupan yang baik, perdamaian, dan kesuburan bagi masyarakat di Tanah Papua. Selain itu, noken juga dipakai sebagai tempat menaruh surat suara. (Mut)

Baca juga:

Novela Nawipa: Saya Tidak Merasa Diintimidasi
Novela Nawipa dan Misteri Intimidasi
Dinilai Pengaruhi Novela, Komisioner Komnas HAM Dilaporkan Polisi

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya