Liputan6.com, Gaza - Untuk kesekian kalinya, gencatan senjata kembali dilakukan di Gaza. Kali ini diperpanjang selama 24 jam, setelah perundingan berlangsung di Kairo, Mesir. hal itu dikemukakan sejumlah pejabat Palestina dan Israel.
Gencatan senjata sebelumnya diterapkan pada Rabu 13 Agustus 2014 dan rampung Senin 18 Agustus tengah malam waktu setempat.
Dilansir dari BBC, Selasa (19/8/2014), melalui perpanjangan masa gencatan senjata, delegasi Palestina dan Israel akan bisa meneruskan negosiasi untuk gencatan senjata permanen.
Dalam perundingan di Kairo, juru runding Palestina, Qais Abdul Karim mengatakan pihak Israel menginginkan jaminan bahwa milisi Hamas dan faksi-faksi lainnya di Gaza akan dilucuti.
Adapun pihak Palestina menghendaki pemerintah Israel dan Mesir membuka blokade terhadap Gaza tanpa syarat.
Sejauh ini, Hamas menegaskan tidak akan menyerahkan senjata mereka. Sedangkan Israel berkeras tidak membuka blokade Gaza sepenuhnya lantaran khawatir milisi Hamas akan memanfaatkan perbatasan yang terbuka untuk menyelundupkan senjata.
Israel juga mengaku risau Hamas akan kembali membangun jaringan terowongan apabila impor bahan bangunan ke Gaza dilonggarkan.
Sementara itu, kehancuran belasan ribu rumah di Gaza berdampak terhadap 100 ribu warga Palestina.
Advertisement
Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Timur Tengah, Robert Serry menyatakan PBB siap mengawasi pengiriman bahan bangunan ke Gaza.
Menurutnya, impor bahan bangunan krusial lantaran kehancuran luar biasa di Gaza telah meningkatkan kebutuhan kemanusiaan ke taraf yang belum pernah ada sebelumnya.
Serry kemudian mengutip data yang menyebutkan sekitar 16.800 unit rumah di Gaza hancur, sehingga berdampak kepada 100 ribu warga Palestina. Lebih dari 100 fasilitas milik Badan PBB untuk pengungsi Palestina juga dilaporkan telah rusak.
Sejak serangan Israel ke Gaza pada 8 Juli lalu, sedikitnya 2.016 orang Palestina dan 66 orang Israel tewas. (Ein)
Baca Juga