Liputan6.com, Aleppo - Akibat konflik yang tak kunjung usai di Suriah, semua maskapai Amerika Serikat pun dilarang untuk melintasi kawasan tersebut.
"US Federal Aviation Administration (FAA) telah mengeluarkan perintah yang melarang semua maskapai Amerika terbang melalui wilayah udara Suriah, mengatakan konflik yang berkepanjangan menimbulkan ancaman potensial yang serius," demikian diberitakan kantor berita Reuters, Selasa (19/8/2014).
"Karena keberadaan senjata anti-kapal terbanng di antara kelompok-kelompok ekstremis dan pertempuran yang sedang berlangsung di berbagai lokasi di seluruh Suriah, ada potensi ancaman yang signifikan terhadap penerbangan sipil yang beroperasi di wilayah udara Suriah," kata lembaga itu.
FAA sebelumnya memperingatkan kapal induk Amerika Serikat soal potensi ancaman terbang di atas Suriah.
Advertisement
Aturan baru tersebut nantinya mengharuskan operator untuk menghubungi otoritas penerbangan sebelum beroperasi di wilayah udara itu.
Menurut badan itu, langkah tersebut diambil menyusul penilaian risiko terbaru dan kurangnya maskapai yang berniat terbang di wilayah udara Suriah.
"Konflik bersenjata dan keamanan yang mempengaruhi lingkungan Suriah yang sedang berlangsung merupakan ancaman potensial serius terhadap penerbangan sipil," kata FAA dalam sebuah pernyataan.
Suriah di tengah-tengah perang sipil, di mana 170.000 orang tewas sejak 2011.
FAA juga mengatakan, elemen oposisi telah memperingatkan maskapai penerbangan sipil untukj terbang di langit Suriah. Sebab, belakangan diketahui kelompok-kelompok ekstremis bersenjata di negara tersebut dilengkapi dengan senjata anti-kapal terbang yang bisa mengancam pesawat sipil.
Larangan tersebut berlaku untuk semua pesawat AS yang terdaftar, operator komersial, dan pilot berlisensi FAA. Kecuali penerbangan yang dioperasikan dengan izin pemerintah AS dan pesawat AS terdaftar yang dioperasikan oleh operator asing.
FAA bulan ini juga membatasi penerbangan AS dan operator komersial dari terbang di atas Irak, karena konflik bersenjata berkecamuk dan Amerika Serikat melancarkan serangan udara.
Terlebih kini ada keberadaan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS. Kawasan tersebut semakin bergejolak. (Ein)