Hacker China Diduga Curi Data Rahasia MH370

CyberSecurity Malaysia kini menggandeng polisi dan Interpol untuk menyelidiki kasus tersebut.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 20 Agu 2014, 12:39 WIB
Senin (24/3/2014) pukul 22.00 WIB Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengumumkan kabar Malaysia Airlines MH370 berakhir di Samudera Hindia

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Sejak dinyatakan hilang pada 8 Maret 2014, pesawat Malaysia Airlines MH370 belum juga diketahui keberadaannya. Pun dengan 239 orang yang ada di dalamnya. Penyelidikan yang dilakukan tim internasional belum membuahkan hasil memuaskan.

Terkait penyelidikan hilangnya MH370, baru-baru ini dikabarkan komputer pejabat tinggi instansi yang terlibat dalam investigasi diretas. Sejumlah informasi rahasia yang ada di dalamnya dicuri.

Informasi yang dicuri tersebut diduga dikirim ke sebuah komputer China, sebelum CyberSecurity Malaysia -- badan di bawah Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi -- memblokir transmisi tersebut dan menutup mesin yang terinfeksi.

Badan spesialis keamanan siber nasional mengungkap perangkat lunak berbahaya (malware) canggih berpura-pura sebagai artikel berita yang melaporkan bahwa Boeing 777-200 yang hilang tersebut telah ditemukan, di-email ke pejabat tersebut pada 9 Maret 2014, sehari setelah MH370 hilang di tengah penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing.

Melekat pada email tersebut adalah file eksekusi, yang dibuat mirip dengan dokumen PDF -- yang melepaskan malware saat pengguna mengkliknya.

Seorang sumber kepada The Star mengatakan, para pejabat di Departemen Penerbangan Sipil, Dewan Keamanan Nasional, dan Malaysia Airlines di antara mereka yang menjadi target hacker.

"Kami menerima laporan dari lembaga-lembaga tersebut, bahwa jaringan mereka  sesak dengan email yang keluar dari server mereka," kata kepala CyberSecurity Malaysia,  Dr Amirudin Abdul Wahab, seperti Liputan6.com kutip dari Straits Times, Rabu (20/8/2014).

"Email-email tersebut berisi data-data rahasia dari komputer para pejabat, termasuk risalah rapat dan dokumen yang dirahasiakan. Beberapa di antaranya terkait investigasi MH370."

CyberSecurity Malaysia mengatakan, sekitar 30 komputer terinfeksi malware. Lembaga tersebut juga menemukan malware mengirimkan informasi ke sebuah  IP address di Tiongkok. Mereka telah meminta penyedia layanan internet di sana memblokadenya.

IP (Internet Protocol) address adalah label numerik unik yang diberikan untuk setiap perangkat pada jaringan komputer. "Malware ini dibuat sedemikian rupa sehingga program antivirus tak bisa mendeteksinya. Itu adalah serangan yang sangat canggih," kata Amirudin.

CyberSecurity Malaysia kini menggandeng polisi dan Interpol untuk menyelidiki kasus tersebut.

Motif pencurian data tersebut masih sebatas dugaan. "Pada saat itu, ada beberapa orang yang menuding pemerintah tak merilis informasi penting terkait MH370," kata Amirudin. "Namun apapun yang kami dapat dalam penyelidikan telah diungkap ke publik. (Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya