Hamdan Zoelva: Tidak Ada Teror SMS yang Terlalu Serius

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva mengaku mendapat teror melalui pesan singkat (SMS) selama menangani sengketa hasil Pilpres 2014

oleh Dewi Divianta diperbarui 22 Agu 2014, 16:16 WIB
Tak ada yang pernah menduga bahwa Hamdan Zoelvalah yang pada akhirnya mengetuk palu sidang dan memutuskan untuk menolak gugatan Prabowo-Hatta (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva mengaku mendapat teror melalui pesan singkat (SMS) selama menangani sengketa hasil Pilpres 2014. Namun, baginya hal itu biasa karena setiap keputusan tidak bisa memuaskan semua orang.

"Tapi tidak ada (teror) yang terlalu serius. Kalau SMS yang tidak suka itu biasa, karena putusan pengadilan itu pasti ada yang suka dan tidak suka," ungkap Hamdan usai kuliah umum tentang konstitusi di Universitas Udayana, Denpasar, Jumat (22/8/2014).

Hamdan menyatakan, MK telah memutuskan sengketa Pilpres 2014. Kini, ia menyerahkan hasil keputusan institusinya kepada masyarakat.

"Satu hal yang pasti, MK memutus sengketa Pilpres 2014 berdasar bukti yang diajukan dalam persidangan," tukas Hamdan.

Dalam pembacaan amar putusan, Ketua MK Hamdan Zoelva menyatakan bahwa pihaknya menolak seluruh gugatan yang dilayangkan Prabowo-Hatta karena buktinya tak kuat untuk mendukung dugaan adanya kecurangan atau pelanggaran yang terstruktur, sistematis, dan masif.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya