Liputan6.com, Jakarta - Pemiu Legislatif dan Pemilu Presiden 2009 dan 2014 berakhir secara konstitusional. Khusus untuk Pilpres 2014, dinamika dan persaingan lebih terasa 'panas' karena hanya diikuti 2 pasangan calon yakni Prabowo subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Namun, semua itu kini sudah selesai, dengan ditolaknya seluruh gugatan kubu Prabowo-Hatta oleh Mahkamah Konstitusi (MK) atas dugaan kecurangan pada pelaksanaan Pilpres 2014 yang terstruktur, sistematis, dan masif.
Pakar psikologi politik Hamdi Muluk menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah sukses menggelar pesta akbar demokrasi 5 tahunan tersebut dalam 2 periode berturut-turut.
"Iya tentu, saya rasa ada andil SBY dalam pelaksanaan pemilu ini khususnya Pilpres 2014. Dengan sikap netralnya SBY maka membuat semua pihak tidak ada yang merasa Presiden akan 'memenangkan' kubu mana," kata Hamdi Muluk di Sabang, Jakarta Pusat, Jumat (22/8/2014) malam.
Menurut dia, meskipun Partai Demokrat merapat ke kubu Prabowo-Hatta, namun secara negarawan SBY bersikap netral atau tidak memihak siapa pun. Presiden ke-6 RI itu juga dinilai bisa membuat Indonesia kondusif ketika persaingan elite politik sedang bergejolak.
"Walaupun sempat dikabarkan SBY akan mendukung kubu sana (Prabowo-Hatta), namun SBY tetap bersikap netral dan tetap berpikir panjang untuk masa depan Indonesia dan tetap netral. Bisa dikatakan sukses SBY menggelar pemilu ini," ujar Hamdi.
Di tempat yang sama, pengamat politik Populi Center Nico harjanto mengatakan hal yang sama. Dia mengapresiasi pemerintahan SBY karena penyelenggaraan pemilu sejak 2004 hingga 2014 mengalami banyak kemajuan.
"Semenjak pemilu 2004 hingga sekarang mengalami kemajuan, terus dengan adanya pilkada langsung juga yang tadinya banyak konflik-konflik menjadi sedikit, pileg dan pilpres juga berhasil dijalankan menjadi sebuah pemerintahan. Ini perlu di apresiasi," kata Nico.
Selain itu, Nico juga sangat mengapresiasi sikap netral Presiden SBY hingga proses pelaksaan hingga sengketa Pilpres 2014 ini berakhir diputuskan di MK.
"Sikap SBY sendiri yang netral memang membantu proses penyelesaian sengketa di Pilpres 2014 lebih baik. Karena kalau kemarin Presiden mendukung salah satu calon, tentu itu bisa menyulitkan karena pasti bakalan ada tuduhan kecurangan yang tersistematis itu ya," tandas Nico.
Baca juga:
Advertisement
SBY: Saya dengan Senang Hati Membantu Presiden Baru