Liputan6.com, Tanjung Pandan - Penerbitan obligasi korporasi pada 2014 diperkirakan tidak sebesar tahun lalu. Permintaan imbal hasil tinggi menjadi salah faktor yang mempengaruhinya.
Analis obligasi PT Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto menuturkan, penerbitan obligasi lebih rendah yang baru mencapai Rp 27 triliun secara year to date. Sedangkan penerbitan obligasi 2013 sebesar Rp 60 triliun.
"Salah satu faktor yang mempengaruhinya dari sisi yield lebih tinggi, sehingga penerbit obligasi menurunkan target misalkan Rp 2 triliun jadi Rp 1 triliun," ujar Handy, di sela media gathering PT Mandiri Sekuritas, yang ditulis Sabtu (23/8/2014).
Bank Indonesia memperketat kebijakan moneternya dengan suku bunga naik menjadi 7,5 persen memperketat likuiditas. Jadi suku bunga deposito juga ikut naik. Oleh karena itu, investor minta yield besar. "Investor di obligasi korporasi menghadapi risiko tinggi juga," tutur Handy.
Akan tetapi, penawaran obligasi dengan mekanisme penawaran umum berkelanjutan cukup membantu emiten untuk menerbitkan obligasi.
"Hampir 50 persen emiten yang banyak menggunakan penawaran umum berkelanjutan. Jadi bisa terbitkan sampai pasar bagus," kata Handy.
Selain itu, bila sektor keuangan relatif mendominasi penerbitan obligasi. Kini sektor telekomunikasi, properti dan infrastruktur juga marak untuk menerbitkan obligasi.
PT Mandiri Sekuritas akan membantu tujuh penerbitan surat utang pada semester II 2014. Surat utang itu terdiri dari empat obligasi dan tiga mtn senilai Rp 6,2 triliun. Sedangkan transaksi saham yang sedang ditangani ada lima senilai Rp 9,9 triliun.
"Hingga semester I kami sudah bantu issue 20 surat utang terdiri dari obligasi senilai Rp 5,5 triliun. Sedangkan saham Rp 1,2 triliun. Kami bantu Wijaya Karya Beton, Garuda Indonesia dan Telkom," ujar Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas, Abiprayadi Riyanto. (Ahm/Ndw)
Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!