Trik Kemendag Hadapi Merosotnya Harga Karet Dunia

Harga karet dunia memang rendah yaitu berada di kisaran US$ 1,66 per kilogram (kg).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 23 Agu 2014, 17:08 WIB
Penyadap mengambil getah karet di Kebun Gunung Pasang, Panti, Jember, Jawa Timur, Jumat (15/1). Selama musim hujan, hasil sadapan getah karet menurun.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan akan ambil langkah serius untuk menghadapi harga karet dunia yang terus tergerus.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Partogi Pangaribuan mengatakan, pihaknya akan membuat satuan tugas yakni Task Force Karet Nasional (TFKN). Sambung Partogi TFKN dibentuk untuk melindungi karet nasional terlebih dalam menghadapi pasar tunggal ASEAN.

"Pembentukan TFKN merupakan hasil kesepakan di Bali untuk mengatasi anjloknya harga karet dunia dan antisipasi perdagangan bebas regional dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN)," kata dia  dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu (23/8/2014).

Dia menyebut, untuk TFKN sendiri beranggotakan Kementerian Bidang Perekononomian (Kemenko), Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian,  dan Kementerian Pertanian.

Lebih dari itu, dalam TFKN ini juga diisi Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, dan stakeholder lain seperti perbankan, pelaku usaha perkaretan nasional.

Partogi melanjutkan, Kemendag juga akan menggaet organisasi karet internasional seperti International Tripartite Rubber Council (ITRC), International Rubber Consortium (IRCo), serta negara produsen utama dunia seperti Thailand dan Malaysia untuk membicarakan rendahnya harga karet ini lebih lanjut.

"Kami menjalin kerjasama dengan negara-negara produsen utama karet dunia untuk menjaga pasokan dan permintaan karet alam dunia, serta menstabilkan harga karet internasional," tutur dia.

Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) Daud Husni Bastari mengakui, harga karet dunia memang rendah yaitu berada di kisaran US$ 1,66 per kilogram (kg)

"Permintaan dunia pada pasokan karet alam yang berkelanjutan perlu mendapat perhatian khusus pemerintah dan pelaku usaha nasional," tutup dia. (Amd/Ndw)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya