Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi terkoreksi pada perdagangan saham pekan ini. Minimnya sentimen positif dari dalam negeri membuat pergerakan indeks saham cenderung lesu.
"Kita lihat kemarin dari faktor politik aman, kondisi membuat market terdukung. Tetapi setelah keputusan MK masalah politik tidak terjadi lagi kalau kita lihat, peluang tekanan semakin besar," kata Analis PT MNC Securities Reza Nugraha saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (25/8/2014).
Lebih lanjut dia menerangkan, selain minim sentimen dalam negeri, gerak indeks juga tertahan karena valuasi saham memang relatif masih mahal.
Dari regional, indeks saham juga tertekan karena efek dari kembali memanasnya konflik geopolitik Rusia-Ukraina. Tambah dia, IHSG juga tertekan karena adanya sinyal dari The Fed untuk mempercepat kenaikan tingkat suku bunga acuan.
"Selama The Fed memperlihatkan keinginan adanya kejelasan suku bunga akan menjadi tekanan," lanjut dia.
Pada pekan ini, Reza memprediksi IHSG bergerak pada level support 5.120. Sementara resistance pada level 5.235.
Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee mengatakan, IHSG memang akan mengalami koreksi pada pekan ini. Namun demikian, koreksi ini merupakan koreksi sehat.
"Indeks konsolidasi triger positif sudah mulai habis. Sidang MK aman. Sekarang dilihat pasar memang koalisi partai. Asing juga tidak terlihat tekanan jual besar," ujar Hans.
Namun demikian, Hans mengaku khawatir IHSG akan tertekan karena konflik Rusia-Ukraina. Konflik Rusia-Ukraina berbuntut pada aksi embargo antara negara pro Ukraina yakni Uni Eropa dan Amerika terhadap Rusia juga sebaliknya yang memicu perlambatan ekonomi global.
"Yang perlu dicermati dampak embargo ekonomi, Eropa dan Rusia," ungkapnya.
Hans memproyeksi, untuk IHSG akan bergerak pada level support 5.186-5.154 dan resistance pada level 5.223-5.251.
Untuk pilihan saham selama sepekan, Hans menawarkan PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). (Amd/Ahm)
Energi & Tambang