Wakil Menhan: Indonesia Butuh 60 Rudal Jarak Sedang

Indonesia dan Tiongkok sepakat mengembangkan kerja sama industri pertahanan, seperti produksi bersama rudal C-705 dan alih teknologi.

oleh Rinaldo diperbarui 26 Agu 2014, 10:49 WIB
KRI Oswald Siahaan-354 menembakkan rudal Yakhont dengan sasaran eks-KRI Teluk Bayur-502 dengan jarak 135 mil laut (250km) di Perairan Samudera Hindia, sebelah barat Sumatera. (Antara)

Liputan6.com, Beijing - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, Indonesia membutuhkan sekitar 60 unit peluru kendali (rudal) jarak sedang untuk Kapal Cepat Rudal (KCR) TNI Angkatan Laut.

"Kita memerlukan sekitar 60 unit untuk dipasang di kapal-kapal cepat rudal TNI Angkatan Laut," katanya di Beijing, Tiongkok, Selasa (26/8/2014).

Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk mengembangkan kerja sama industri pertahanan, salah satunya dalam produksi bersama rudal C-705 yang disertai alih teknologi.

"Sehingga nantinya kita sudah dapat memproduksinya sendiri, tanpa harus menunggu seluruh rudal dapat kita beli," kata Sjafrie.

Saat ini TNI Angkatan Laut tengah mengembangkan 2 ship set sistem rudal C-705 dan akan dipasangkan di beberapa KCR yang kini dalam proses di beberapa dockyard.

Rudal C-705 kali pertama diperkenalkan ke publik dalam ajang Zhuhai Airshow ke-7 pada 2008. Rudal itu merupakan pengembangan dari C-704 dan bentuknya menyerupai miniatur rudal C-602.

Dibandingkan generasi sebelumnya, C-705 hadir dengan beberapa peningkatan seperti pada elemen hulu ledak dan sistem pemandu. Dengan desain modular dari mesin baru membuat jangkauan rudal yang sebelumnya hanya 80 kilometer menjadi hingga 170 kilometer. (Ant/Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya