Bangun KA Shinkansen, RI Lirik Teknologi China dan Korea

Teknologi Tiongkok dan Korea yang berkembang jadi pertimbangan untuk bangun proyek kereta cepat Shinkansen ketimbang teknologi Eropa mahal.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 26 Agu 2014, 18:12 WIB
(Foto: Wikipedia)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memastikan pembangunan kereta api cepat (high speed railway/HSR) atau disebut Shinkansen rute Jakarta-Bandung tak akan sepenuhnya melibatkan Jepang. Pemerintah membuka pintu lebar kepada investor manapun untuk menggarap proyek tersebut.

Deputi Koordinasi Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian, Lucky Eko wuryanto mengungkapkan, tenaga ahli Jepang optimitis kereta api cepat ini akan mendulang banyak peminat.

"Jadi harus dicari area yang ramai, banyak peminat. Makanya dipilih rute Jakarta-Bandung pada tahap I, tapi nanti dikembangkan sampai ke Surabaya. Dengan jarak 180 kilometer, kita butuh kereta berkecepatan 250-300 km per jam," ujar dia kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Selasa (26/8/2014).  

Lebih jauh kata dia, studi kelayakan (feasibility studi/FS) kereta api Shinkansen tahap pertama diserahkan pada pemerintah Jepang. Studi kelayakan itu mencakup pemilihan teknologi, survei permintaan, dan sebagainya.

"Saran Pak Menko Perekonomian, silakan Jepang membuat FS yang dibiayai mereka. Tapi kita nggak mau diikat dengan teknologi Jepang saja. Kan sekarang ada teknologi Tiongkok dan Korea, kalau Eropa kemahalan. Itu justru akan menarik," paparnya.

Lucky mengakui, teknologi kereta api cepat milik Jepang saat ini merupakan yang terbaik dibanding lain. Namun teknologi Tiongkok dan Korea pun sudah mulai berkembang.

"Yang penting spesifikasi paling bagus yang mana. Itu urusan pemerintahan mendatang. Intinya kita nggak mau terikat atau diatur Jepang, nggak mau menutup diri dengan investor lain," terang dia. (Fik/Ahm)

 


*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya