Liputan6.com, Jakarta - Berlandaskan kinerja perusahaan selama ini, PT Pertamina (Persero) menyatakan siap menjadi Asian Energy Champion Asia pada 2025.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya mengatakan, dalam dasawarsa ini, peranan National Oil Company dalam penguasaan energi memainkan peranan penting.
"Kondisi ini menjadi peluang bagi Pertamina, sebagai National Energy Company Indonesia untuk terus meningkatkan peran dan kiprahnya, tidak hanya sebagai ujung tombak ketahanan energi nasional, tetapi juga sebagai pelaku utama bisnis energi di tataran regional dan global," kata Hanung, di Jakarta, Selasa (26/8/2014).
Menurut Hanung, Pertamina telah menunjukkan komitmen yang tinggi untuk mencapai cita-cita sebagai World Class Energy Company dan dapat berdiri sejajar dengan perusahaan global.
"Untuk itu, Pertamina akan lebih ekspansif menjalankan bisnis di masa mendatang, tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga luar negeri,” tutur Hanung.
Ia mengungkapkan, saat ini Pertamina menduduki peringkat 123 dalam jajaran 500 perusahaan terbesar dan terelit dunia versi Majalah Fortune yang merupakan bentuk pengakuan atas prestasi Pertamina di kancah global.
Prestasi ini seiring dengan meningkatkannya kinerja di tengah persaingan yang semakin ketat yang tercermin pada perolehan pendapatan dan laba bersih 2013 yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dengan aspirasi Aggressive Upstream, produksi migas Pertamina ditargetkan untuk terus meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini, dengan produksi migas 520.390 boepd selama semester I 2014 atau naik sekitar 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, semakin mengukuhkan posisi Pertamina sebagai perusahaan produsen migas terbesar di Indonesia.
"Pencapaian ini merupakan fondasi yang kuat untuk mencapai cita-cita perusahaan memproduksi migas sebanyak 2,2 juta boepd pada 2025," ungkapnya.
Sebagai bentuk komitmen terhadap upaya pengembangan sumber energi baru dan terbarukan, Pertamina juga menggenjot produksi panas bumi. Pada 2013, realisasi produksi panas bumi mencapai 21,73 juta ton atau naik 38,5 persen dibandingkan 2012 yang hanya mencapai 15,69 juta ton.
"Produksi tersebut diperkirakan terus meningkat di masa mendatang seiring dengan target peningkatan kapasitas produksi sedikitnya 800 MW pada 2018," paparnya.
Pertamina juga bertekad untuk terus menjadi pemain utama dalam penyediaan gas bumi di Indonesia melalui penyelesaian berbagai proyek infrastruktur gas bumi.
Saat ini, beberapa proyek, seperti seperti Arun LNG Regasification, pipa transmisi gas Arun-Belawan dan Gresik-Semarang, kilang LNG Donggi Senoro dalam tahap pekerjaan konstruksi yang segera tuntas dalam waktu dekat.
Sementara itu, di bisnis hilir, Pertamina terus memperkokohkan posisinya sebagai tulang punggung bagi penyediaan energi di Tanah Air.
Belum lagi, sekitar 1600-an kilometer pipa transmisi BBM yang tertanam di bawah tanah, demi menjamin seluruh penduduk Indonesia berhasil terjamah tangan Pertamina.
“Kehadiran Pertamina di Timor Leste juga menjadi salah satu upaya Pertamina untuk terus meningkatkan ekspansi usaha ke luar negeri. Kami yakin, capaian yang sudah diraih Pertamina saat ini bisa menjadi fondasi yang kuat bagi upaya perusahaan meraih aspirasi World Class National Energy Company, dan menjadi Asian Energy Champion yang sanggup meng-energize Asia pada 2025,” tutup Hanung. (Pew/Gdn)
Pertamina Yakin Jadi Perusahaan Kelas Dunia
Saat ini, sekitar 1600 kilometer pipa transmisi BBM tertanam di bawah tanah, demi menjamin seluruh penduduk Indonesia.
diperbarui 26 Agu 2014, 20:25 WIBIlustrasi Minyak Pertamina (Liputan6.com/Andri Wiranuari)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Penyelamatan Dramatis Pria di Bogor Terjebak Banjir di Atap Rumah
Tips Memperlambat Putaran Meteran Air: Panduan Lengkap 2024
Liga Champions: Bek Terlupakan Jadi Kartu Terakhir Arsenal pada Misi Krusial di Markas Sporting CP
Pelestarian Kebudayaan Dinilai Lebih Mudah dengan Memanfaatkan Teknologi
7 Tips Lolos Psikotes untuk Fresh Graduate, Begini Strategi dan Simulasinya
PPEPP Adalah Singkatan dari: Komponen Utama, Manfaat, dan Tantangan Implementasi
13 Tahun Aturan Upah Minimum Berubah Terus, Apindo: Kami Kecewa!
FPCI Kembali Gelar CIFP 2024, 7.500 Orang Sudah Mendaftar
Bacaan Dzikir Nabi Yunus AS saat Berada di Perut Paus, Dikisahkan Ustadz Adi Hidayat
Meiska Masuk Nominasi IMA Awards 2024, Siap Hadirkan Kejutan di 2025
Risk and Governance Summit 2024, OJK Dorong Penguatan Governansi Sektor Keuangan Menuju Indonesia Emas
Indonesia Masters 2025 Digelar Januari, Ini Daftar Harga Tiketnya