Liputan6.com, Beijing - Tiongkok terus berjuang untuk mengatasi ketegangan etnis di wilayah barat laut, Xinjiang, tak hanya secara represif, tapi juga dengan pendekatan kultural.
Terutama, untuk menjembatani etnis Uighurs -- yang kebanyakan Muslim dan bicara bahasa Turki-- dengan mayoritas Han.
Caranya, dengan menggunakan tokoh bernama Ipal Khan. Gadis cantik Uighur bermata lebar itu bukan lah manusia. Ia adalah protagonis dari serial kartun terbaru yang terinspirasi kisah terkenal tentang seorang gadis dari Kota Kashgar yang memikat hati Kaisar China, dengan penampilannya yang menarik dan aroma tubuhnya yang memikat di Abad ke-18. Sang gadis pun menjadi selir sang penguasa.
Kebanyakan orang Tiongkok tahu --meski dari legenda -- soal gadis yang menjalin kasih dengan kaisar dan menjadi selir kesayangan.
"Dia adalah figur yang berkontribusi banyak bagi komunikasi lintas-budaya," kata Deng Jianglei, sutradara film kartun "Princess Fragrant," kepada CNN.
Animasi tersebut akan menjadi serial televisi yang akan tayang pada 2015. Setahun kemudian versi layar lebar akan dirilis.
Perusahaan Deng, Shenzhen Qianheng Cultural Communication Company, memenangkan tender untuk membuat film animasi 3 dimensi tahun lalu, sebagai bagian kampanye dari otoritas Xinjiang untuk mempromosikan harmoni sosial di China yang terdiri dari beragam kelompok etnis. Juga untuk meningkatkan kepedulian akan budaya rakyat Uighur.
Selama kunjungan ke Xinjiang, Deng dan para koleganya terpesona dengan keindahan alam dan kekayaan budaya di sana.
"Kultur di sana dan kesenian rakyatnya sangat indah. Tapi, perekonomian di tempat ini kurang dikembangkan. Jadi kami ingin membantu mempromosikan budaya mereka," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Rabu (27/8/2014).
Namun, membuat tayangan yang menarik bagi etnis mayoritas Han, dan Uighur bukan perkara gampang.
Selir Raja Atau Budak Seks?
Tantangan pertama, memilih musisi untuk menggubah lagu tema saja butuh waktu setahun. Demikian dilaporkan Global Times. Sebab, sulit untuk menemukan seorang komposer yang akrab dengan tradisi Han juga Uighur.
Lalu, ada juga versi lain soal gadis Uighur itu. Ada interpretasi modern dari legenda Fragrant Concubine yang menggambarkan dia sebagai budak seks kaisar -- dan lalu dibunuh oleh ibu suri karena keras kepala menolak perintah raja.
Apapun, Deng mengatakan, ia ingin serialnya bisa menghibur, tapi juga memenuhi "kebutuhan politik."
"(Kartun) itu mengandung pemahaman ulang dari persahabatan antara Han dan Uighur, yang terutama signifikan terhadap pendidikan anak dan mengajarkan mereka untuk menerima budaya yang berbeda."
Perusahaan animasinya, bekerja sama dengan pemerintah Kashgar, memiliki rencana untuk menayangkan kartun tersebut di luar negeri, terutama di wilayah dan negara Islam lainnya.
Xinjiang memiliki sejarah panjang kerusuhan etnis. Beberapa warga Uighur telah menyatakan secara terang-terangan kebencian mereka terhadap etnis Han dalam beberapa tahun terakhir -- sebagai balasan atas perlakuan kasar oleh aparat keamanan, diskriminasi dan kurangnya kesempatan ekonomi. Kebencian itu memuncak dengan keinginan Uighur memisahkan diri dari Beijing.
Separatis telah bertanggung jawab atas serangkaian serangan mematikan baru-baru ini. Sebaliknya, pihak berwenang China meluncurkan kampanye anti-teror besar-besaran Mei lalu. Dari mengeksekusi terpidana teroris, hingga melarang jenggot dan busana Islami di beberapa daerah. Larangan puasa juga dikabarkan diberlakukan saat Ramadan. (Riz)
Advertisement