Liputan6.com, Bogor Guna melestarikan dan mengembangkan permainan tradisional, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bogor menggelar Lomba Kaulinan Urang Lembur atau permainan tradisional Sunda tingkat SMP Se-Kota Bogor.
Advertisement
Lomba yang digelar di Lapangan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah ini, menyedot perhatian anak-anak. Pasalnya banyak permainan yang belum pernah mereka mainkan di tengah gempuran permainan modern saat ini.
Dalam lomba tradisional tersebut diikuti oleh 8 peserta yang di antaranya dari SMP Al-Ghazali, SMP Kamandakan, SMP Kosgoro, SMPN 11, SMPN 2, SMPN 20, SMPN 9, dan SMPN 6. Ada sembilan permainan di antaranya Sorodot gaplok, engkle, rorodaan, kelom batok, egrang, gatrik, gasing, bedil jepret, sumpit.
Fitri, salah satu peserta, mengaku baru pertama kali memainkan permainan dalam lomba tersebut. Selama ini dirinya hanya mendengar saja permainan-permainan seperti egrang, rorodaan dan permainan sunda lainnya.
"Ternyata permainan sunda ini sangat seru. Karena perlu konsentrasi tinggi," ungkapnya gembira.
Dirinya menilai, permainan Sunda dapat menumbuhkan sikap gotong royong dan kekompakan tim yang solid. Selain itu juga menumbuhkan rasa percaya diri.
"Saya biasanya main game di internet cenderung jadi nggak punya teman. Tapi di permainan Sunda ini saya jadi punya banyak teman, karena mainnya tim," paparnya.
Sementara, Wakil Walikota Bogor, Usmar Hariman, upaya pelestarian permainan tradisional penting dilakukan karena menyangkut masalah identitas kepribadian bangsa. Berbagai permainal tradisional tersebut memiliki nilai lebih dibandingkan permainan video game.
"Hal itu terutama dikaitkan dengan kemampuan permainan tradisional memberikan ruang lebih luas bagi anak-anak untuk belajar bersosialisasi," ungkapnya kepada Liputan6.com, di lapangan Sempur, Rabu (27/8/2014).
Usmar menambahkan, pada satu sisi semua pihak memang tidak bisa membendung pengaruh budaya barat. Tetapi di sisi lain adalah kewajiban bersama untuk berpikir dan bertindak kreatif, agar produk budaya seperti seni dan permainan tradisional tidak tenggelam.
Dengan adanya kegiatan Kaulinan Urang Lembur ini, Usmar berharap tahun depan diharapkan akan lebih banyak lagi peserta yang berpartisipasi dalam lomba ini. Selain itu sekarang tinggal bagaimana orang-orang yang peduli dengan kesenian daerah mampu menyuguhkan secara apik, kreatif dan inovatif, sehingga dapat menggugah ketertarikan masyarakat terutama di kalangan generasi muda.
"Juga menjadi tantangan kita semua, bagaimana agar usaha pelestarian seni dan permainan tradisional ini bisa berlangsung secara konsisten di lingkungan sekolah, dan bisa mendapatkan kader-kader penerus yang mampu menjaga dan mengembangkan setiap produk seni tradisional", pungkasnya. (Bima Firmansyah/Ars)